Gara-gara Tarif Anti Dumping, Ekspor Biodiesel RI ke Eropa Anjlok

Gara-gara Tarif Anti Dumping, Ekspor Biodiesel RI ke Eropa Anjlok

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 03 Okt 2016 18:32 WIB
Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto
Jakarta - Akibat pengenaan tarif anti dumping sebesar 18,9% oleh Uni Eropa yang berlaku tahun 2014, membuat ekspor biodiesel Indonesia dihentikan sampai saat ini.

Produk biodiesel dari minyak sawit asal Indonesia dianggap melakukan praktik dumping, meski pada 16 September lalu tarif tersebut akhirnya dicabut.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan mengungkapkan, ekspor biofuel yang saat tahun 2014 mencatatkan 1,8 juta ton, kemudian dihentikan pada tahun 2015 sampai sekarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu terakhir ekspor ke Eropa kan tahun 2014 kita 1,8 juta ton biodiesel. Argentina ekspor 2 juta lebih. Sekarang nol, tak ada ekspor sama sekali karena dumping," ujar Paulus ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (3/10/2016).

Tahun 2015, meski masih ada ekspor biodiesel ke Eropa, itu pun jumlahnya tak seberapa. Beberapa pabrik biodiesel pun akhirnya tak beroperasi karena ekspor ke Eropa dihentikan. Pengusaha biodiesel saat ini hanya menunggu pesanan saja meski tarif anti dumping sudah dicabut.

"Nggak diproduksi saja. Jadi kalau ada pesanan baru diproduksi. Harga sekarang biodiesel Rp 8.000/liter lebih. Tahun depan belum tahu, karena ekspor sekarang kan nol. Kita tetap cari pasar baru seperti ke India dan lainnya sebagai pengganti Eropa," ujar Paulus.

Tarif dumping atas biodiesel dilakukan Uni Eropa, menurut dia, karena di sana produksi bahan bakar dari nabati itu kelebihan produksi.

"Mereka terganggu. Indonesia kapasitas 12 juta ton produksi setahun. Di eropa 22 juta ton setahun. Tapi dia hanya pakai 12 juta ton setahun. Nganggur sisanya. Marah lah dia waktu itu impor dari Indonesia 1,8 juta ton dan dari Argentina 2 juta. Kena lah kita dumping," ujar Paulus. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads