Salah satunya datang dari Osaka Steel Co Ltd, Jepang. Perusahaan asal negeri matahari terbit ini tengah bekerjasama dengan PT Krakatau Steel (Persero) untuk membuat PT Krakatau Osaka Steel. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan ElektronikaI (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan harga gas di Indonesia dua kali lipat lebih mahal daripada harga gas di Jepang.
Hal itu diketahuinya dari hasil pertemuan dengan Osaka Steel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui harga gas untuk industri di Indonesia sekitar US$ 8- US$ 10 per MMBtu, bahkan ada yang US$ 14 per MMBtu. Menurut Presiden Osaka Steel Co Ltd Junji Uchida harga gas tersebut lebih tinggi daripada harga gas internasional sehingga akan berdampak pada produktifitas pabrik dan sulit berdaya saing.
Uchida mengatakan jika harga gas tetap tinggi maka akan berdampak pada produktifitas dan daya saing. Menurutnya, jika pemerintah tidak bisa menyuplai harga gas sama dengan negara lain, maka Krakatau Osaka bisa memiliki produktifitas yang harga jualnya kalah bersaing.
Sebaliknya, bila harga gas bisa diturunkan, maka daya saing produksi akan lebih baik.
"Jika pemerintah Indonesia memberikan harga gas yang masuk akal (kompetitif), kami Krakatau Osaka akan memproduksi dengan kualitas yang baik dan kita akan berkontribusi kepada proyek infrastruktur Indonesia yang menjadi pembahasan kami," kata Uchida. (dna/dna)











































