Chairman Ikatan Ahli Perpipaan Migas (IAPMigas), Hendra Jaya, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab mahalnya gas di Sumut ialah rendahnya tingkat penggunaan pipa transmisi ruas Arun-Belawan.
Dia menjelaskan, pipa sepanjang 350 kilometer yang membentang dari Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Arun hingga ke Belawan ini memiliki kapasitas maksimal sekitar 400 MMSCFD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Arun, saat ini di-deliver hanya sekitar 90 MMSCFD ke PLN. Kapasitasnya 400 MMSCFD, hanya terpakai seperempatnya. Kalau kapasitasnya terpakai maksimal, saya yakin pasti bisa lebih murah fee-nya," ujar Hendra dalam diskusi di Menara Batavia, Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Selain itu, ada banyak faktor-faktor lain yang membuat harga gas di Sumut menjadi mahal. Liquified Natural Gas (LNG) untuk Sumut yang berasal dari Lapangan Tangguh, Papua, harus diproses kembali menjadi gas (regasifikasi). Biaya regasifikasi di terminal milik PT Perta Arun US$ 1,5/MMbtu.
Harga gas menjadi semakin mahal karena ditambah pajak-pajak seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) regasifikasi sebesar US$ 0,15/MMbtu, PPN Arun-Belawan US$ 0,25/MMbtu, margin untuk Pertagas, dan belum lagi biaya distribusi gas sebesar US$ 1,44/MMbtu yang dikenakan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). (dna/dna)











































