Pipa Arun-Belawan Cuma Terpakai 25%, Harga Gas Sumut Makin Mahal

Pipa Arun-Belawan Cuma Terpakai 25%, Harga Gas Sumut Makin Mahal

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 06 Okt 2016 17:06 WIB
Ilustrasi (Foto: Rachman Haryanto)
Jakarta - Industri dan pembangkit listrik di Sumatera Utara (Sumut) tak bisa beroperasi dengan efisien, akibat mahalnya harga gas bumi. Harga gas di Sumut yang mencapai kisaran US$ 13/MMbtu disebut oleh Menko Perekonomian, Darmin Nasution, sudah tak masuk akal.

Chairman Ikatan Ahli Perpipaan Migas (IAPMigas), Hendra Jaya, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab mahalnya gas di Sumut ialah rendahnya tingkat penggunaan pipa transmisi ruas Arun-Belawan.

Dia menjelaskan, pipa sepanjang 350 kilometer yang membentang dari Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Arun hingga ke Belawan ini memiliki kapasitas maksimal sekitar 400 MMSCFD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi saat ini hanya 90 MMSCFD gas yang dialirkan melalui pipa ini setiap hari, tak sampai seperempat kapasitasnya. Akibatnya, tol fee untuk pipa Arun-Belawan menjadi sangat tinggi, mencapai US$ 2,53/MMBtu

"Di Arun, saat ini di-deliver hanya sekitar 90 MMSCFD ke PLN. Kapasitasnya 400 MMSCFD, hanya terpakai seperempatnya. Kalau kapasitasnya terpakai maksimal, saya yakin pasti bisa lebih murah fee-nya," ujar Hendra dalam diskusi di Menara Batavia, Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Selain itu, ada banyak faktor-faktor lain yang membuat harga gas di Sumut menjadi mahal. Liquified Natural Gas (LNG) untuk Sumut yang berasal dari Lapangan Tangguh, Papua, harus diproses kembali menjadi gas (regasifikasi). Biaya regasifikasi di terminal milik PT Perta Arun US$ 1,5/MMbtu.

Harga gas menjadi semakin mahal karena ditambah pajak-pajak seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) regasifikasi sebesar US$ 0,15/MMbtu, PPN Arun-Belawan US$ 0,25/MMbtu, margin untuk Pertagas, dan belum lagi biaya distribusi gas sebesar US$ 1,44/MMbtu yang dikenakan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads