Perfilman RI Sulit Berkembang, Butuh Insentif dari Pemerintah

Perfilman RI Sulit Berkembang, Butuh Insentif dari Pemerintah

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Senin, 31 Okt 2016 14:40 WIB
Foto: Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf (Bagus PN/detikcom)
Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menilai, pemerintah belum memerhatikan kondisi perfilman tanah air, salah satunya adalah belum memberikan insentif. Hal itu membuat industri perfilman Indonesia sulit untuk berkembang.

Kepala Bekraf, Triawan Munaf mengatakan, dengan memberikan insentif pajak terhadap para pelaku industri perfilman Indonesia, dapat mempercepat pengembangan dari sektor Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.

"Di Asia Pasifik, Indonesia belum memiliki insentif tax, misalnya Malaysia, Thailand itu sudah ngambil dana dari pajak hiburan televisi untuk mendukung industri perfilmannya," ungkap Triawan di Gedung Bina Graha Kompleks Istana Kepresidenan, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena menurutnya, perfilman merupakan salah satu sektor yang sangat potensial yang dapat mempengaruhi PDB Nasional.

"Semuanya industri film itu masuk ke dalam startup, tapi hanya di Indonesia negara yang tidak punya kebijakan, misalnya tax insentif untuk produsen film," kata dia.

Meski begitu, dengan telah terbitnya paket kebijakan jilid X mengenai deregulasi mengenai Daftar Negatif Investasi (DNI) di sektor industri perfilman, Triawan mengatakan, menjadi suatu harapan dalam mengembangkan dunia perfilman tanah air.

"Itu pun (investor) belum bisa langsung masuk," tuturnya. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads