Industri Kulit RI Masih Tergantung Bahan Baku Impor

Industri Kulit RI Masih Tergantung Bahan Baku Impor

Yulida Medistiara - detikFinance
Selasa, 01 Nov 2016 10:07 WIB
Industri Kulit RI Masih Tergantung Bahan Baku Impor
Foto: Yulida Medistiara
Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu dengan beberapa pelaku usaha industri aneka, kulit, sepatu/alas kaki dan fashion. Airlangga mengatakan, masih ada industri yang bergantung pada bahan baku serta aksesoris impor.

Menurut Airlangga, industri kulit, alas kaki dan aneka merupakan industri yang saling terkait, hasil produksi industri penyamak kulit digunakan sebagai bahan baku industri alas kaki casual dan industri barang. Akan tetapi, ia menyebut masih ada permasalahan terkait pasokan bahan baku sehingga harus impor dari luar negeri.

"Saat ini terus mengalami permasalahan terkait kontinuitas pasokan dari dalam negeri maupun impor karena kendala tata niaga dan peraturan teknis seperti limbah, karantina serta ekspor kulit jadi yang perlu dikaji," kata Airlangga, di kantornya, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal serupa juga dirasakan industri alas kaki atau sepatu terkait bahan baku serta aksesoris impor. Selain itu, peraturan mengenai tenaga kerja asing seperti teknisi instalasi mesin dan ahli produksi dirasa menyulitkan, serta terdapat masalah SDM industri kompeten yang terbatas.

Produk impor juga membanjiri pasar dalam negeri dan menjadi pesaing industri mainan. Hal itu karena ketergantungan impor bahan baku plastik.

"Industri mainan permasalahannya masih banyak produk impor dengan harga murah membanjiri pasar dalam negeri serta ketergantungan impor bahan baku plastik," kata Airlangga.

Produk impor juga dikeluhkan oleh industri kacamata, Airlangga mengatakan, hal tersebut menimbulkan persaingan harga dengan produk impor. Sementara itu, industri alat olahraga memiliki kendala seperti keterbatasan penggunaan produk alat olahraga dari industri dalam negeri untuk event olahraga nasional.

"Produk dalam negeri kalah dengan produk impor karena persaingan harga serta standar yang belum diwajibkan pada produk kacamata," kata Airlangga.

Oleh karena itu, menurutnya, perlu beberapa kebijakan untuk mendorong pertumbuhan dan mengatasi permasalahan industri sepatu/alas kaki, kulit dan aneka.

Hal itu misalnya tata niaga impor dan peraturan ekspor untuk kulit mentah sebagai bahan baku industri kulit, mempermudah impor kulit dari seluruh negara dengan memperlihatkan aspek keamanan, memfasilitasi material center untuk industri melalui pendidikan vokasi.

"Pembatasan pelabuhan impor untuk produk jadi, kemudahan perolehan bahan baku untuk industri mainan, kewajiban penggunaan alat olahraga dalam negeri, penerapan SNI wajib untuk produk kacamata serta biaya energi uang murah," ujar Airlangga. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads