Industri Kaca RI Diiming-imingi Gas Murah Agar Pindah ke Malaysia

Industri Kaca RI Diiming-imingi Gas Murah Agar Pindah ke Malaysia

Yulida Medistiara - detikFinance
Selasa, 01 Nov 2016 20:54 WIB
Foto: Gas
Jakarta - Harga gas di Indonesia lebih mahal daripada negara tetangga sehingga sulit bersaing dengan negara lain. Ternyata, mahalnya harga gas di Indonesia ini membuat salah satu industri kaca di Medan mendapat tawaran untuk pindah ke Malaysia dengan iming-iming harga gas murah.

"Industri ini diminta pindah ke Malaysia ditawari gas US$ 2,5/MMbtu di Malaysia. Bukan berarti nggak ada daya saing tapi industrinya di Malaysia dia produksinya bisa lebih tinggi," ujar Menperin Airlangga, di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2016).

Airlangga menyebut jika industri kaca pindah maka akan ada kendala ribuan tenaga kerja kehilangan pekerjaannya. Hal itu tentu tidak sejalan dengan program pemerintah mengentaskan kemiskinan dan ingin membangun industrialisasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Persoalan nggak kalau industrinya pindah, persoalan lah kalau tenaga kerja dan lapangan kerja hilamg, tentu berdampak untuk devisa ekspor. Padahal kita sedang upayakan pembangunan industrialisasi di seluruh Indonesia," imbuh Airlangga.

Di Indonesia, industri kaca mendapat harga gas US$ 9,15/MMbtu dengan harga jual 256/ton lebih mahal daripada impor US$ 235/ton. Sedangkan jika harga gas turun menjadi US$ 4/MMbtu harga jualnya turun menjadi US$ 232/ton sehingga bisa bersaing.

Jika harga gas turun menjadi US$ 4/MMbtu, Airlangga mengatakan industri kaca akan menghidupkan kembali. Saat ini perusahaan tersebut masih ada di Indonesia.

"Yang di Medan berhenti produksi, kalau harga gasnya turun mereka janji hidupkan lagi. Kalau perusahaan kita tetap di sini, tapi ada perusahaan yang lain (investasi)," ujar Airlangga. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads