"Tujuan utama kami, tentu saja, adalah untuk menyepakati sebuah FTA (Free Treade Agreement) yang akan menguntungkan kedua belah pihak dalam ukuran yang sama," ujar The EU Commissioner for Agriculture and Rural Development, Phil Hogan, di Intercontinental Midplaza, Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2016).
Ia mengatakan pembahasan perdagangan bebas dan perundingan CEPA dijadwalkan pada Januari 2017. Ia meminta semua pihak untuk berperan aktif menjelang diskusi lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hogan, Indonesia merupakan mitra kunci untuk Uni Eropa, dan CEPA akan membuka pintu ke pasar gabungan lebih dari 750 juta orang. Hogan menyebut Indonesia memiliki potensi besar terkait produk hasil pertanian seperti kopi gayo dan kopi Kintamani.
"Kami yakin Indonesia dapat bergerak ke arah yang sama, dengan potensi keuntungan yang sama. Anda sudah memiliki sejumlah produk berkualitas baik seperti Muntok lada, Gayo Cofee dan Kintamani Coffee, tapi Anda memiliki potensi untuk melakukan jauh lebih banyak," kata Hogan.
Sementara itu, Hogan mengatakan terjadi peningkatan pasar produk pertanian Eropa di Indonesia. Sejak 2011 hingga 2015 terjadi peningkatan pasar produk agri atau pertanian di Indonesia sebesar 57%.
"Perdagangan pertanian pangan punya potensi yang besar. Antara 2011 dan 2015, pasar agri-food Indonesia meningkat sebesar 57%," kata Hogan.
Ia memprediksi jumlah warga Indonesia yang mengkonsumsi produk pertanian Eropa akan terus meningkat. Pada 2030 ia mengasumsikan akan ada 135 juta orang Indonesia yang mengkonsumsi produk pertanian Eropa dari total konsumen sebanyak 45 juta orang Indonesia saat ini.
"Ada pertumbuhan populasi konsumen di sini, diperkirakan 45 juta orang Indonesia saat ini, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 135 juta pada 2030. Orang-orang ini beragam, mencari produk-produk berkualitas tinggi untuk memberi makan keluarga mereka. Pada tahun 2030, kami berharap makanan dan belanja minuman untuk memperhitungkan hampir setengah dari pengeluaran rumah tangga per tahun," imbuhnya.
Jika perjanjian ini telah disepakati maka akan ada banyak peluang bagi bisnis agri atau pertanian dari kedua pihak. Misalnya Indonesia dapat memiliki akses ke pasar Eropa dengan mudah.
"Kami mempunyai kekuatan perdagangan terkemuka di dunia dalam produk makanan dan minuman. Meningkatkan perdagangan dengan Eropa akan menyebabkan peningkatan kemakmuran bagi rakyat negara besar ini," ujar Hogan.
Ia mengatakan, sektor pertanian memiliki potensi yang besar sehingga kedua pihak dapat melakukan hal yang lebih banyak lagi.
"Saya juga akan mengingatkan Anda bahwa sementara perdagangan saat ini untuk produk agri-food penting, ada potensi besar untuk melakukan banyak, banyak lagi," imbuhnya.
Hogan menyebut kerjasama itu sebetulnya juga bisa berlangsung tanpa menunggu hasil kesimpulan CEPA. Hal itu untuk meningkatkan meningkatnya akses pasar.
"Saya juga akan mengatakan kita tidak perlu menunggu kesimpulan CEPA untuk secara substansial meningkatkan akses pasar. Kerjasama yang lebih dibutuhkan, dan sudah ada banyak yang bisa kita lakukan," tutup Hogan. (dna/dna)











































