Tantangan Industri Kreatif, Sulit Dapat Pinjaman Modal dari Bank

Tantangan Industri Kreatif, Sulit Dapat Pinjaman Modal dari Bank

Yulida Medistiara - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2016 12:44 WIB
Foto: Yulida Medistiara
Jakarta - Akses permodalan bagi pelaku ekonomi kreatif masih sulit didapatkan. Hal itu karena perbankan atau lembaga keuangan kesulitan menentukan nilai bisnis dan menghitung jaminannya, serta mengukur jumlah kemampuan pengembalian pinjaman si penerima kredit di industri ini.

"Berdasarkan hasil rembuk nasional salah satu kendala mereka adalah sulitnya mengakses permodalan, kesulitan tersebut dihadapkan ekonomi kreatif disebabkan perbankan atau lembaga keuangan nggak akrab dengan industri komoditas lainnya. Padahal industri kreatif adalah aset tak berwujud sehingga perbankan sulit menghitung risiko kreditnya," kata Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (15/11/2016).

Ia mencontohkan, misalnya beberapa subsektor seperti aplikasi dan game terkendala pembiayaan. Lantaran mayoritas subsektor industri kreatif bersifat intangible atau tak berwujud.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Katakanlah, subsektor aplikasi dan game, perbankan masih kesulitan menghitung proyeksi dan tingkat kemampuan pengembalian pinjaman si penerima kredit," kata Triawan.

Karena sulit dihitung skala bisnisnya, bank jadi menganggap industri kreatif sebagai sektor industri berisiko besar. Dari sudut pandang tersebut, akhirnya bank sulit memberikan utang kepada pelaku ekonomi kreatif. Oleh karena itu, perlu adaya upaya bersama antara pelaku usaha dan perbankan agar memiliki sudut pandang dan pemahaman yang sama karena ada beberapa sektor potensial yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

Beberapa sektor potensial itu misalnya dapat didorong mendapatkan akses perbankan seperti fashion, kuliner, dan kriya karena berbentuk fisik. Namun, ada beberapa sektor lain yang memiliki potensial mendapatkan bantuan pendanaan seperti film, musik, dan animasi.

Sementara itu, Waketum Kadin Bidang Perbankan Sigit Pramono mengatakan sebenarnya perbankan mau membiayai pelaku usaha jika sektornya potensial. Misalnya memiliki kemampuan untuk membayar tepat waktu, membayar bunga, dan lainnya.

"Bank itu kalau sektornya potensial dan pelakunya bagus nggak usah di suruh-suruh sudah masuk (memberi pinjaman), tapi kita perlukan komitmen yang lebih besar untuk membangun sektor ekonomi kreatif," kata Sigit.

"Bank akan masuk jika risikonya rendah makanya ini sektor ekonomi yang sangat prospektif sehingga yang ada otoritas sektor yang jadi unggulan pemeritah, termasuk ekonomi kreatif ini diperlukan ketepatan membayar kewajiban dari kreditur itu," kata Sigit. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads