Harga Pupuk Urea Diprediksi Turun Jadi US$ 200/Ton Tahun Depan

Harga Pupuk Urea Diprediksi Turun Jadi US$ 200/Ton Tahun Depan

Yulida Medistiara - detikFinance
Jumat, 02 Des 2016 17:32 WIB
Foto: Yulida Medistiara
Jakarta - Salah satu komoditas untuk ketahanan pangan, pupuk diprediksi mengalami penurunan harga. Harga pupuk urea pada tahun 2017 diprediksi berada di kisaran US$ 200 per ton, diasumsikan lebih rendah daripada harga saat ini.

Sedangkan saat ini harga jual pupuk lokal berkisar US$ 240-US$ 250 per ton. Sementara harga jual pupuk dunia seperti China senilai US$ 195-US$ 250 per ton.

"Harga urea sampai dengan akhir 2017 akan berada di angka US$ 200 per ton," kata Asian Correspondent for Fertecon, Ltd Singapura, Peter Shaddick, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (2/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut terdapat penambahan kapasitas produksi urea di dunia hingga tahun 2018 sebesar 20 juta ton. Bertambahnya produksi tersebut didominasi dari negara-negara Afrika dan Suez Timur.

"Kondisi pasar dunia terdapat penambahan kapasitas produksi urea sebesar 20 juta ton sampai tahun 2018 yang terdiri penambahan di Afrika dan Suez Timur," tutur Peter.

Sementara itu, Wakil Ketua Presidium Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) yang juga sebagai Direktur Utama PT Pusri, Mulyono Prawiro mengatakan suplai ammonia sebagai bahan baku pupuk urea akan bertambah sekitar 6,7 ton selama 2016-2017. Dengan begitu diprediksi harga ammonia 2017 lebih rendah daripada tahun 2016.

"Suplai amonia diperkirakan akan bertambah sekitar 6,7 juta ton selama 2016-2017 sehingga harga rata-rata amonia 2017 akan lebih rendah daripada tahun 2016," ujar Mulyono.

Hal senada juga disampaikan Head of Corporate Communication PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, kondisi produksi pupuk di dunia saat ini mengalami over suplai. Hal tersebut disebabkan oleh biaya energi yang turun misalnya harga gas turun. Di mana gas sebagai bahan baku di negara lain sedang turun yang mengurangi biaya produksi dan menyebabkan produktifitas meningkat.

"Saat ini pupuk sudah over suplai pupuk di dunia sehingga harga urea turun karena Yang utama ada dua, over supply dan harga energi yg turun. Jadi biaya produksi di negara lain turun kecuali di Indonesia karena harga gasnya flat atau naik," imbuh Wijaya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads