Salah satu peserta pameran tersebut, Nuri Nurhidayati memboyong PT Aninda Furniture ke Jeddah Arab Saudi untuk mempromosikan aneka hasil kerajinan furnitur yang hadir dalam berbagai desain kepada kalangan pengusaha Timur Tengah, khususnya Arab Saudi. Produk-produk dari perusahaan furnitur ini sendiri telah merambah hingga ke Eropa dan Amerika.
Pengusaha asal Solo tersebut mengaku optimistis produk-produknya akan memikat pasar furnitur di Negeri Petro Dolar itu. Hal ini terbukti telah ada sebuah perusahaan Arab Saudi yang berkomitmen melakukan kontrak dengan estimasi nilai lebih dari US$ 800.000 atau setara dengan Rp 10,4 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setali tiga uang dengan Nuri, Konjen RI Jeddah, M Hery Saripudin mengatakan, pasar Saudi Arabia saat masih sangat potensial untuk berbagai komoditas Indonesia, salah satunya adalah produk furnitur.
Saat ini Arab Saudi berada di peringkat 21 negara pengimpor produk furnitur Indonesia setelah Amerika, Jepang, Belanda, Jerman dan Inggris. Furnitur Indonesia merupakan produk andalan ekpor ke Arab Saudi.
"Hal ini sejalan dengan dengan Visi Saudi 2030 di mana Pemerintah Arab Saudi akan lebih terbuka dalam meningkatkan hubungan dengan semua pihak termasuk Indonesia," kata Hery.
Furnitur merupakan salah satu komoditas potensial yang memberikan nilai tambah yang besar terhadap nilai transaksi perdagangan Indonesia.
Dari catatan yang berhasil dihimpun ITPC KJRI Jeddah, ekspor furnitur Indonesia ke Arab Saudi setiap tahunnya menunjukkan peningkatan signifikan. Pada tahun 2012 angka ekspor furnitur Indonesia mencapai nilai sebesar US$ 4,24 juta.
Angka ini meningkat pada tahun 2013 menjadi US$ 4,306 juta dan di tahun 2014 mencapai angka US$ 4,513 juta. Sedangkan pada akhir tahun 2015 meningkat tajam hingga mencapai US$ 9,456 juta.
"Trend positif ini menunjukkan, produk furnitur Indonesia selama ini memenuhi standar kualitas, desain dan selera masyarakat internasional," ujar Direktur ITPC KJRI Jeddah, Gunawan, yang hadir pada kesempatan yang sama.
Sebagai informasi, Jeddah International Trade Fair (JITF) 2016 merupakan ajang pameran bergengsi multiproduct berskala Internasional yang diikuti tujuh negara yaitu Bangladesh, China, Mesir, India, Indonesia, Saudi Arabia danTurki.
Indonesia pada pameran JITF ini menyewa 8 booth yang merupakan kolaborasi dan sinergi antara Atase Perdagangan KBRI Riyadh dan Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) KJRI Jeddah.
Perusahaan Indonesia yang mengikuti pameran ini adalah PT Aninda Furniture dengan membawa produk furnitur Indonesia yang sudah terkenal pemasaranya di Amerika dan Eropa, PT Estherische Olie International dengan produk gaharu dan essential oil dari wilayah Kalimantan, PT Indomop Multi Makmur dengan produk cleaning equipment.
Ada pula Nahdi Jewellery dengan produk perhiasan mutumanikam, CV Ihsan Lestari dengan produk baju gamis dan Tob, CV Healthy Sweet Indonesia dengan produk innovative diet sugar berupa gula herbal untuk menurunkan kadar gula bagi penderita diabetes, Muhamad Bawazir For Trading (MBT) dengan produk tuna, Said Bawazir Trading Cooperation (SBTC) dengan produk tuna dan produk jamur Indonesia dan yang terakhir adalah Sami Alkathiri dengan produk kecap manis, saus tomat dan sambal ABC, produk tuna serta aneka minuman. (ang/ang)