Ketua Koperasi Sepatu Sanda Bogor (Kossebo), Mamun mengungkapkan, yang sebetulnya dibutuhkan oleh para pelaku industri di sana ialah kepastian pasar.
"Kita juga memang sebenarnya masih terkendala modal, pemerintah juga telah memberitahu kalau ada Kredit Usaha Rakyat (KUR), tapi itu jumlahnya kecil. Lagi pula kalau sudah diberi pinjam modal, tapi enggak ada yang pesan sepatu, sama saja bohong," kata Mamun kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (4/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang sangat penting, harapan dari semua perajin, ya itu mengeluarkan Perda (Peraturan Daerah), jadi kalau bisa dari institusi pendidikan misalnya anak sekolah nanti diwajibkan pakai sepatu kita, PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Bogor juga," kata dia.
"Karena dari instansi-instansi itu bisa ada puluhan ribu orang. Itu kalau kita kerjakan enggak akan beres satu tahun walaupun di perajin sini banyak, mungkin kalau orderan belum beres tapi orderan sudah datang lagi, seperti itu contoh yang harusnya dilakukan pemerintah," ungkap Mamun.
Dengan mendapatkan pesanan yang pasti tersebut, Mamun mengatakan, industri alas kaki Ciomas tidak akan mati. Ia pun mengatakan, produksi dari sana tidak kalah bagusnya dengan produk impor yang beredar.
"Banyak perajin yang mati suri karena sulitnya dapat pesanan. Kalau sudah ada kepastian kan lebih enak, jadi bukan sekadar bantuan modal saja. Produk kita kan juga berkualitas, garansi unggulan," tuturnya. (ang/ang)











































