Sawit RI Paling Banyak Diekspor ke India dan China

Sawit RI Paling Banyak Diekspor ke India dan China

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 19 Jan 2017 12:32 WIB
Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto
Jakarta - Indonesia sebagai salah satu negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia rajin mengekspor berbagai produk olahan sawit ke berbagai negara. Produk olahan sawit umumnya digunakan untuk makanan, kosmetik, hingga campuran bahan bakar.

Selama 2016, Indonesia tercatat melakukan ekspor sawit senilai US$ 17,8 miliar atau Rp 240 triliun atau naik 8% dari sebelumnya US$ 16,5 miliar Rp 220 triliun. Sedangkan dari sisi volume ekspor di 2016 tercatat turun 2% dari 26,2 juta ton menjadi 25,7 juta ton.

Negara tujuan ekspor sawit Indonesia terbesar saat ini adalah India dengan volume ekspor hingga November 2016 mencapai 5,1 juta ton. Kemudian, China sebanyak 2,8 juta ton. Tak ketinggalan, Belanda dan Pakistan juga menjadi negara tujuan ekspor sawit terbesar Indonesia dengan volume masing-masing 2,5 juta ton dan 1,8 juta ton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan dari sisi nilai Free On Board (FOB), ke India sebesar US$ 3,2 miliar, China US$ 1,8 miliar, Pakistan US$ 1,2 miliar, dan Belanda US$ 1 miliar.

FOB adalah kewajiban eksportir dalam membayar biaya pengiriman hingga pelabuhan terdekat, kemudian setelah barang berada di atas kapal maka biayanya ditanggung oleh importir.

"Nilai FOB India US$ 3,2 miliar, China US$ 1,8 miliar, Pakistan US$ 1,2 miliar, Belanda US$ 2,5 miliar," jelas Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit Bayu Krisnamurthi di Kantornya Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2017).

Tahun ini, ekspor sawit ditargetkan naik hingga 5,6%. Beberapa negara tujuan ekspor terbesar tersebut juga akan terus digenjot pengirimannya karena dinilai masih memiliki peluang yang besar.

"Semua negara masih bisa, India, China, Pakistan, Belanda. Karena Belanda juga pasok ke negara lain di Eropa," tutur Bayu.

Selain itu, belakangan ini juga tengah terjadi tren kenaikan volume ekspor sawit ke Eropa selatan seperti Spanyol dan Italia dengan nilai mencapai US$ 1,2 miliar secara keseluruhan.

"Mereka utama untuk biodiesel," tutup Bayu. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads