Staf Ahli Menteri Bidang Investasi Kementerian Pertanian (Kementan), Syukur Iwantoro, mengungkapkan sudah ada beberapa investor asing yang berminat membangun pabrik gula di Indonesia, namun baru investor India dan Brunei Darussalam. Sementara investor kebanyakan berasal dari para pengusaha yang selama ini bermain di penggilingan gula rafinasi.
"Ada banyak yang sudah masuk (berminat), saya tidak hapal, sebagian besar komitmennya tinggi. Tapi kalau sudah penjajakan lahan dan tahap lenjut itu baru India dan Brunei. Beberapa sudah datang ke sini, minta difasilitasi cari lahan," kata Syukur kepada detikFinance, Jumat (20/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sedang komplitkan pengurusan lahan. Sementara ada lagi 11 pabrik gula rafinasi yang juga sedang gencar melakukan kerjasama dan pembicaraan dengan Perhutani di Jawa seperti di Indramayu, Blitar, Blora, dan Lamongan," jelas Syukur.
Menurut Syukur, dari target penambahan luas tanam tebu 700.000 hektar, pihaknya sudah memetakan lahan-lahan potensial untuk dijadikan perkebunan tebu. Meliputi Hutan Produksi (HP) seluas 227.812 hektar di Jawa, dan 724.716 hektar di luar Jawa. Ditambah Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas 103.206 hektar, serta Areal Penggunaan Lain (APL) seluas 1,24 juta hektar.
Perlu diketahui, saat ini produksi gula domestik baru 2 juta ton, sementara kebutuhan nasional mencapai 6 juta ton per tahun, baik gula konsumsi maupun gula rafinasi. Artinya sebanyak 4 juta masih harus diimpor. (idr/ang)











































