Produksi Perkebunan RI Menurun, Darmin: Tanamannya Tua

Produksi Perkebunan RI Menurun, Darmin: Tanamannya Tua

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 02 Mar 2017 13:35 WIB
Produksi Perkebunan RI Menurun, Darmin: Tanamannya Tua
Foto: Hasan Al Habshy
Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan salah satu kendala dari pengelolaan perkebunan Indonesia saat ini adalah sudah terlalu tuanya tanaman yang ada. Tanaman yang sudah terlalu tua ini membuat produktivitas perkebunan Indonesia pun menurun.

Padahal perkebunan merupakan tanaman jangka panjang yang memerlukan waktu cukup lama untuk menuai hasil panennya. Hal ini membuat perkebunan Indonesia saat ini masih mayoritas bersifat kerakyatan yang skala kecil dan belum dapat berkembang besar.

"Oleh karena itu tantangan terbesar saat ini adalah tanaman yang sudah terlanjur tua-tua, dengan bibit yang tak terlalu bagus sehingga perlu peremajaan," katanya saat membuka launching acara World Plantation Conferences and Exhibition di kantornya, Jakarta, Kamis (2/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmin berujar, di dalam melakukan peremajaan inilah pemerintah perlu mengambil peranan. Menurutnya tidak seluruhnya harus ditanggung oleh APBN, karena tanggung jawab pemerintah tidak hanya berada di sektor itu saja. Namun perlu adanya pengawasan agar petani bisa melakukan penanaman secara bertahap, tidak sekaligus.

"Artinya separuh dulu. Separuh kebun masing-masing, tapi bibitnya harus yang betul, supaya produktivitas meningkat 2-3 kali lipat. Karena kalau separuh diremajakan, berarti nanti anda akan hasilkan jumlah yang sama dengan lahan sama. Di sini peran pemerintah jadi besar," ucap Darmin.

Hal ini sendiri telah cukup lama dirancang oleh pemerintah, namun adanya kendala politik dan keamanan yang terjadi ternyata membuat penanganan ini kerap tertunda.

"Oleh karena itu, kita betul-betul menghadapi tantangan bagaimana menyelesaikan persoalan itu. Karena ini sudah terlambat jauh sekali. Kalau ditelusuri ke belakang, sejak 1990an, kita harusnya sudah melakukan peremajaan. Tapi berbagai peristiwa politik, keamanan dan sebagainya membuat ini selalu tertunda," pungkasnya. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads