PT Regio Aviasi Industri (RAI) selaku pengembang pesawat belum mau gegabah menawarkan produk tersebut, khususnya ke pihak luar. Bahkan pihak perusahaan menegaskan pesawat R80 saat ini hanya ditujukan untuk pasar nasional.
"Enggak, saat ini belum mau fokus itu (pasar internasional). Mendingan kita Indonesia dulu," kata Komisaris RAI, Ilham Habibie, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (2/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi menurut saya pasar paling besar itu Indonesia. Enggak ada yang mengalahkan Indonesia dari segi pasar untuk pesawat R80," tambahnya.
Untuk saat ini setidak ada empat maskapai yang tertarik dengan pesawat R80, di antaranya PT National Aviation Management (NAM) Air yang merupakan anak usaha dari Sriwijaya Air, PT Trigana Air, PT Kalstars Aviation, dan PT Aviastar. Keempat perusahaan tersebut telah menunjukan minat serius dengan Letter of Interest (LoI).
"Total pesawat yang menyatakan LoI ada 155 unit. Sriwijaya dengan anak usahnya 100 unit, 25 Trigana, 20 Kalstars, 10 Aviastar," terang Ilham.
Pembuatan prototype pesawat R80 akan dilakukan di pabrik perakitan di wilayah Kertajati Majalengka. Setelah prototype rampung maka pesawat R80 akan melakukan penerbangan perdana di 2021.
"Kemudian setelah itu baru uji terbang. Produksi masal 2022," tukasnya. (wdl/wdl)