Direktur Utama PT Dahana (Persero), Budi Antono, mengatakan permintaan bahan peledak tersebut paling besar datang dari PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara (Sekarang PT Amman Mineral Nusa Tenggara), namun Dahana kesulitan masuk ke dua tambang besar tersebut.
"Kemudian memang sangat susah masuk pertambangan asing, karena mereka sudah terjadi harmonisasi dengan pengusaha peledak asing, tetap kita harus masuk," kata Budi kepada detikFinance di Menara MTH, Cawang, Jakarta, pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tak mudah, Dahana tetap berupaya masuk ke dua perusahaan tambang itu dengan membangun pabrik AN ((Amonium Nitrate/bahan baku peledak)) baru di Bontang, Kalimantan Timur.
"Bagaimana kita mau tawarkan bahan peledak ke Newmont (Amman Mineral) dan Freeport, caranya melengkapi bahan peledak, aksesoris sudah diproduksi semua di Subang, tinggal AN. Kita sedang bangun dengan kapasitas 150.000 ton, investasinya US$ 140 juta dan selesai di 2019," ungkap Budi. (idr/hns)











































