Menurut Direktur Bisnis Industrial Pindad, Bobby Sumardiat Atmo Sudirjo, ide membuat alat untuk pertanian awalnya dari badan penelitian dan pengembangan di Kementrian Pertanian (Kementan). Di sana dilakukan penelitian dan melahirkan desain mesin-mesin pertanian yang cocok dengan karakter dan profile tanah di Indonesia.
Dari hasil penelitian tersebut, pihaknya mulai merancang struktur teknis untuk dikembangkan dan diproduksi secara nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, ada tiga jenis mesin pertanian yang saat ini sedang dikembangkan. Pertama mesin traktor multi guna, mesin pengolah tanah amfibi dan penanaman benih, dan terakhir mesin untuk panen.
"Tiga mesin ini untuk tahun ini kita fokuskan untuk swasembada jagung," ujarnya.
Sebagai tahap awal, pada tahun ini pihaknya baru akan memproduksi masing-masing sebanyak 50 unit dari ketiga jenis mesin atau alat pertanian tersebut.
"Karena kan ini baru dicanangkannya juga. Jadi tahun ini kita produksi masing-masing 50 unit," ucap Bobby.
Untuk pasarnya sendiri, dia menyatakan, masih didominasi dalam negeri khususnya Kementrian Pertanian.
"Kebanyakan Kementrian Pertanian. Kalau TNI ikut berperan serta dengan Kementrian Pertanian," ujarnya.
Ditanya terkait harga jual, dia menyatakan, masih belum ada finalisasi. Namun diperkirakan untuk traktor akan dijual sekitar Rp 1 miliar. Sementara untuk Amphibi dijual sekitar Rp 500 juta.
"Harga itu sebetulnya belum final," kata Bobby.
Tingkatkan Porsi Ekspor Senjata Jadi 20%
Pindad menargetkan ekspor penjualan produk industri pertahanan dan keamanan mencapai 20% dari total produksi beberapa tahun ke depan. Sampai saat ini pasar dalam negeri masih mendominasi.
"Untuk ekspor memang masih sangat kecil sekitar 5% dalam lima tahun terakhir ini," kata Bobby.
Demi meningkatkan ekspor, perusahaan pelat merah itu secara intensif melakukan komunikasi dengan sejumlah negara. Seperti negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.
"Kita ada pembicaraan intensi sejak tahun kemarin dengan beberapa pihak," katanya.
Untuk jenis produk senjata yang sudah di eskpor, kata Bobby, salah satunya senjata serbu atau SS2 V4 yang menjadi senjata unggulan yang diproduksi dari Pindad. Namun jumlahnya belum terlalu signifikan.
"Senapan spek yang juara masih sangat kecil masih puluhan biji," ucapnya.
Namun pihaknya akan terus berupaya untuk meningkatkan eskpor senjata ke berbagai negara. Maka pihaknya menargetkan dalam satu tahun kedepan ekspor senjata dan munisi bisa meningkat hingga 20%.
"Target untuk ekspor ini secara bisinis harus dicanangkan. Tapi secara dilihat secara historikal dan trading seluruh produk hankam 20% harus tercapai," ujarnya.
(ang/ang)