Pesawat berbadan lebar C919 ini berhasil mengangkasa menembus awan, setelah lepas landas dari bandara internasional Pudong di Shanghai, ditonton ribuan orang.
Setelah 80 menit berada di udara, pesawat ini sukses mendarat dengan membawa 5 kru penerbangan. Pilot yang bertugas adalah Cai Juni, yang menyatakan penerbangan sangat memuaskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari AFP, Jumat (5/5/2017), pesawat ini memberikan terobosan yang besar bagi China. Pesawat ini terbang di ketinggian 3.000 meter, lebih rendah 7.000 meter dari ketinggian penerbangan reguler. Kecepatan pesawat di udara lebih dari 300 km/jam.
![]() |
Proyek pesawat ini sudah mundur sejak tahun lalu. Penerbangan ini menunjukkan betapa besarnya ambisi China untuk membuat pesawat sipil sendiri. China telah membangun pesawat sipil sendiri sejak 1970an, namun tidak pernah berhasil untuk mengudara secara komersial.
Presiden China, Xi Jinping, langsung turun tangan untuk mendorong proyek baru ini. Xi mendorong percepatan konstruksi pesawat ini, dan ingin memberikan konstribusi baru untuk oengembangan industri pesawat dunia.
Selama ini, China menjadi pasar pertarungan antara Airbus dan Boeing. Kedua produsen pesawat ini memperkirakan, maskapai penerbangan China membutuhkan 6.000-6.800 pesawat baru dengan nilai US$ 1 triliun.
![]() |
Pesawat bermesin ganda ini memiliki kapasitas 168 kursi. Daya jelajah mencapai 5.555 km, dan telah mendapatkan 570 pesanan. Sejauh ini COMAC telah menguji terbang dua pesawat buatannya, dan menargetkan ada empat pesawat lagi hingga 2019.
COMAC yang berbasis di Shanghai ini menargetkan, dalam tiga tahun ke depan, C919 dan ARJ21 yang merupakan pesawat dengan kapasitas 90 kursi, untuk mendapat sertifikat terbang secara internasional. (wdl/ang)