![]() |
Salah seorang penjual mobil bekas di Bursa Mobil WTC Mangga Dua, Yudi mengaku, banyak orang yang memilih untuk bertahan pada kendaraannya dibandingkan harus berganti dengan mobil jenis lain lantaran kondisi ekonomi tengah lemah.
"Kalo sekarang ekonomi lagi lesu, orang makin bertahan dengan mobilnya. Sejak tahun kemarin nggak begitu," ungkap Yudi kepada detikFinance di WTC Mangga Dua, Jakarta, Minggu (4/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bisnis Mobil Bekas Lesu Jelang Lebaran |
Tak hanya faktor ekonomi lesu, Yudi menilai, banyaknya promo penjualan mobil dengan jumlah Down Payment (DP) yang minim juga sangat mempengaruhi penjualan mereka. Di tambah lagi DP murah juga kerap diikuti dengan kemudahan konsumen dalam memperoleh kredit cicilan. Bahkan beberapa produsen berani memasang DP hanya Rp 15-20 juta.
"Unit baru banyak keluarin paket DP kecil. Pengajuan kredit lebih mudah, bisa DP kecil. Ya mendingan beli baru," pungkasnya.
![]() |
Lebih dari itu, sejak sejumlah produsen mobil mengenalkan produk berharga murah dengan istilah city car, selisih antara mobil bekas dengan mobil baru menjadi semakin tipis. Akhirnya hal itu membuat kecenderungan konsumen lebih memilih mobil keluaran baru dari pada membeli mobil bekas.
"Dulu budget Rp 130 juta, orang bisa beli Avanza bekas. Sekarang Rp 130 juta orang bisa beli Alya dan lain-lainnya dengan kondisi baru. Ya orang pasti milih baru," ujar Yudi.
Sementara itu, Yudi mengaku, para konsumen yang masih terbilang baru, memiliki kecenderungan tidak mau repot dalam menentukan mobil baru atau mobil bekas. Hal itu dipicu oleh pengalaman mereka mengenai seluk beluk mobil itu sendiri yang masih minim.
"Takut orang ambil mobil bekas, takut bermasalah. Orang maunya beli baru aja nggak mau pusing," terangnya. (mkj/mkj)