Imam Haryono, Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, mengatakan pihaknya menawarkan pengembangan kawasan industri sekaligus pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sekaligus dalam satu kawasan.
"China punya teknologi dan modal. Sementara kami punya sumber daya manusia dan sumber daya alam. Lokasi kita juga siapkan. Kita juga menawarkan market domestik, namun kita juga inginkan agar bisa ekspor," kata Imam saat menerima 12 perwakilan perusahaan China di kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (12/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang ingin menjalankan industri kita juga menawarkan 7.080 MW dari Sungai Kayan dengan investasi PLTA US$ 17 miliar. Letak Kaltara ini juga sangat bagus secara geoekonomi dan geopolitik dengan China. Secara konseptual juga akan dibangun kawasan industri seluas 11.000 hektar dengan industri utama pengolahan bauksit smapai produk akhir aluminium," ujar Imam.
Sebanyak 12 perusahaan yang hadir antara lain Zhengzou Demeter, Shandong Water, China Meheo, CEFC Beijing, Jiangsu Boda, Beijing Huayou, Risen Energy, Beijing East Enviroment Energy, China Power Internasional Development, Guangdong Guanyue Highway, Luouang Yixin Environmental, dan Henan Ruyang Textile. (idr/hns)











































