Menurut Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, pemerintah sedang mengupayakan peringkat Indonesia sebagai produsen kopi dunia naik, minimal ke peringkat 2. Bagaimana agar Indonesia bisa naik ke peringkat jadi produsen kopi nomor 2?
"Sekarang ini kan produksi kita 0,6 ton kami ingin naikkan 1 ton, kita akan bertengger di posisi nomor 2 dunia. Enggak usah dulu 2 ton, 1 ton aja dulu. Kalau kita kejar dulu, kita berada pada posisi 2 dunia," ungkap Amran di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang, menambahkan produksi kopi Indonesia bisa 2 ton per hektar. Apalagi jika kopi Indonesia mulai diarahkan pada kopi organik.
"Sampai dua ton juga bisa. Tapi kita dorong kopi kita jadi kopi organik. Pada saatnya pangsa pasar akan sadar bahwa kopi Vietnam tidak lebih baik dari kopi kita," terang Bambang.
Dia menambahkan cita rasa kopi Indonesia akan menyaingi kopi Vietnam jika produktivitas kopi organik terus dibudidayakan. Tak hanya dari segi kualitas rasa yang diperoleh, keuntungan lain juga dari harga jual yang lebih bersaing.
"Mereka pacu produksi dengan pupuk unorganik, kita pakai organik. Pada saatnya membudaya dengan cara organik juga akan tingkatkan produktivitas yang bagus dan harga lebih bersaing," jelasnya.
Kopi Arabika
Kopi Indonesia masih didominasi jenis Robusta, dan Kementerian Pertanian tengah berencana untuk mulai mengembangkan jenis kopi lain yakni Arabica.
Amran mengatakan, hingga kini produksi kopi Robusta nasional masih lebih besar dibandingkan Arabika. Hal tersebut yang membuat Amran ingin menyamaratakan produksi keduanya. Apalagi mengingat harga kopi Arabika yang lebih bersaing.
"Ini ke depan doakan kami akan ubah, yang bagus arabika harganya dua kali lipat. Robusta harganya dibawah. Sedangkan (produksi) Robusta ini 90%, sisanya Arabika" kata Amran
Amran berencana untuk untuk menyamaratakan produksi kopi Arabika dan Robusta melalui metode penanaman kembali (replanting). Sehingga produksi keduanya menjadi seimbang. Seperti diketahui produksi kopi Arabika nasional pada 2016 berada dikisaran 175 ton sementara kopi Robusta sekitar 492 ton.
"Kita tingkatkan populasi Arabika. Kemudian kita lakukan replanting (penanaman kembali) kita dorong Arabika, Robusta diturunkan komposisinya jadi 50:50 (antara Robusta dan Arabika)," jelas Amran.
(hns/hns)











































