Senangnya Trump, Perakit iPhone Asal Taiwan Mau Tanam Rp 130 T di AS

Senangnya Trump, Perakit iPhone Asal Taiwan Mau Tanam Rp 130 T di AS

Wahyu Daniel - detikFinance
Kamis, 27 Jul 2017 12:46 WIB
Foto: Reuters
Washington - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengungkapkan perakit produk Apple asal Taiwan yaitu Foxconn, akan membangun pabriknya di Wisconsin, Amerika Serikat (AS). Nilainya mencapai US$ 10 miliar atau Rp 130 triliun.

Trump, yang juga merupakan pengusaha ini mengumumkan rencana investasi tersebut didampingi oleh CEO Foxconn, Terry Gou.

Namun pabrik yang akan dibuat Foxconn di AS adalah pabrik panel LCD. Pabrik tersebut diperkirakan bakal menciptakan 3.000 lapangan kerja baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bila saya tidak terpilih (menjadi Presiden AS), dia (Gou) tidak akan berinvestasi US$ 10 miliar," kata Trump menunjuk Gou di sebelahnya, seperti dilansir dari AFP, Kamis (27/7/2017).

Pihak Foxconn mengatakan, pabrik tersebut akan menciptakan 13.000 lapangan kerja di Wisconsin. Gou juga mengatakan, kemungkinan akan ada pabrik-pabrik lain di wilayah AS yang lain.

"Wisconsin menawarkan tenaga kerja yang bertalenta dan bekerja keras, wilayah ini juga punya rekam jejak bagus untuk industri manufaktur," kata Gou.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, Foxconn juga pernah diisukan akan membangun pabrik di Indonesia. Namun sampai saat ini rencana tersebut tak kunjung terealisasi.

Masuknya investasi ke AS merupakan sebuah kemenangan buat Trump. Ini bisa menaikkan reputasinya sebagai pencipta lapangan kerja di negaranya. Ini juga merupakan kemenangan Partai Republik secara politik. Karena wakil mereka bisa mendatangkan investasi besar.

Kabarnya, ada insentif atau keringanan pajak yang diberikan kepada Foxconn, sehingga tertarik masuk berinvestasi dalam jumlah besar. Foxconn yang juga dikenal dengan nama Hon Hai, merupakan kontraktor produk elektronik terbesar dunia. Mereka membuat produk untuk brand besar seperti Apple dan Sony.

Perusahaan tersebut mempekerjakan sekitar satu juta orang di seluruh China, dan beroperasi di lebih dari 10 negara. (wdl/ang)

Hide Ads