Garam untuk Industri RI Dipasok dari Australia

Garam untuk Industri RI Dipasok dari Australia

Rois Jajeli - detikFinance
Senin, 31 Jul 2017 14:30 WIB
Foto: Mei Amelia
Surabaya - Pemerintah akan mengimpor 75.000 ton garam untuk mengatasi masalah kelangkaan. Garam impor ini dipasok dari Australia.

Menurut Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, impor garam selama ini hanya untuk kebutuhan industri. Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi dipasok dari produsen lokal.

"Garam untuk industri memang selama ini impor, dari Australia," ujar Airlangga di sela-sela acara Rakernas Himpunan Kawasan Industri ke XVIII di Hotel JW Marriot, Surabaya, Senin (31/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Airlangga mengatakan, kelangkaan garam untuk kebutuhan industri akan diatasi dengan mengimpor garam Australia. Izin impor garam Australia sudah dikeluarkan.

Ia menambahkan, sistem impor garam industri sudah dibuat sejak 20 tahun lalu.

"Garam industri sudah ada solusinya, dan sejak 20 tahun lalu sudah ada sistemnya," tutur Airlangga.


Sementara itu, Ketua Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI), Tony Tanduk, mengatakan 75.000 ton itu hanya mampu untuk memenuhi konsumsi, belum termasuk kebutuhan industri

"75.000 ton itu sangat kecil, dan hanya untuk mengisi kebutuhan konsumsi langsung," terang Tony kepada detikFinance, Senin (31/7/2017).

Sedangkan untuk industri yang memakai garam sebagai bahan baku belum terpenuhi. Misalnya untuk pengasinan ikan, penyemakan kulit, tekstil, pakan ternak.


Menurut Tony impor garam yang ideal hingga akhir 2017 adalah 500.000-600.000 ton. Jumlah ini sudah bisa memenuhi kebutuhan konsumsi hingga industri.

"Ini sudah termasuk untuk konsumsi, dan industri penyemakan kulit dan aneka pangan," kata Tonny. (roi/hns)

Hide Ads