PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) selaku salah satu pemainnya pun turut merasakannya. Penjualan semen dari perusahaan pemilik merek Semen Tiga Roda ini turun 1,4% atau 109 ribu ton dari semester I-2016 sebesar menjadi Rp 7,8 juta ton.
Menurut Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa, Christian Kartawijaya, selain menurunnya konsumsi, industri ini juga tengah mengalami kelebihan pasokan (over supply). Hal itu membuat harga semen turun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melimpahnya pasokan semen secara indutri juga memaksa perseroan untuk menurunkan harga jual produknya. Christian mengaku harga jual produk semennya turun 10-12%.
"Harga kita turunnya 10-12% dari semester I tahun lalu. Harganya itu bervariatif ya," imbuhnya.
Tidak hanya harga, perseroan juga mengurangi produksi semennya sekitar 25-30%. Adapun kapasitas penggilingan semen Indocement saat ini sebesar 4,9 juta ton per tahun.
"Kapasitas yang kita gunakan sekitar 70-75%, jadi yang standby sekitar 25-30% dari pabrik kita. Kadang-kadang kita matikan, kadang-kadang kita jalankan, jadi standby," imbuhnya.
Kendati begitu, dirinya percaya volume penjualan semen tahun ini akan meningkat 5% sejalan dari proyeksi secara industri. Rasa optimistis tersebut didorong dari geliatnya pembangunan infrastruktur yang memancing pertumbuhan pembangunan perumahan.
"Kalau infrastruktur sudah dibuka biasanya mulai dibangun properti. Selain itu batu bara, plantation juga sudah mulai naik. Biasanya semen akan mengikuti," tukasnya. (ang/ang)