"Agustus ini ada panen garam 55.000 ton," kata Rifki
Ia menambahkan, cuaca sekarang sudah cukup kondusif untuk panen garam, curah hujan sedang rendah. Produksi garam akan meningkat dalam waktu dekat sehingga tidak perlu tambahan impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau masuk 75.000 ton, ini kan cuaca lagi bagus, petani sudah mulai panen, nah garam impor ini harus bertahap dilepasnya. Kalau pengrajin garam itu lebih suka garam lokal," paparnya.
Dari total kebutuhan garam di dalam negeri sebesar 3 juta ton per tahun, 700.000 ton di antaranya untuk konsumsi rumah tangga. Rata-rata produksi garam di dalam negeri pada 2 tahun terakhir mencapai 2,7 juta ton.
"Kebutuhan garam kan 3 juta ton, konsumsi publik 700 ribu ton. Dua tahun sebelum ini, bisa sampai 2,7 juta ton," tutupnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin kepada BUMN, PT Garam (Persero), untuk impor 75.000 ton garam. Impor dilakukan untuk mengatasi kelangkaan yang membuat harga bumbu dapur tersebut melambung tinggi.
Hingga pertengahan Agustus tercatat ada 52.500 ton garam impor yang masuk dari total kuota impor. Garam ini untuk kebutuhan bahan baku garam konsumsi. (mca/hns)











































