Menurut Senior Managing Director Creador, Cyril Noerhadi, pihaknya tertarik mengakuisisi Hermina lantaran memandang sektor kesehatan akan terus tumbuh, selaras dengan pertumbuhan ekonomi yang digenjot oleh pemerintah.
"Hermina juga merupakan salah satu rumah sakit yang tumbuh pesat. Mereka sudah punya 25 rumah sakit dengan jumlah 2.600 tempat tidur. Nah yang membuat kami melihat Hermina sangat tumbuh besar dan mereka masih punya ambisi untuk terus tumbuh," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (6/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita memang ingin berinvestasi di perusahaan produk atau jasa yang di konsumsi, seperti makanan dan minuman, perbankan termasuk rumah sakit. Artinya perusahaan komoditas kami tidak tertarik," tuturnya.
Sementara Presiden Direktur Hermina Dr. Hasmoro mengatakan, dana tersebut akan digunakan perseroan untuk sebagai modal untuk mengembangkan sayap bisnisnya. Tahun ini Hermina berenca menambah 5 rumah sakit baru.
"Kita sudah buka di Makassar dan Balikpapan. Lalu mau buka lagi di Medan, Purwokerto dan Podomoro. Tahun depan depan 5 lagi. Sudah groundbrekaing di Samarinda, Jakabaring, Padang, Manado dan Surabaya," tuturnya.
Adapun perkiraan investasi untuk membangun 1 rumah sakit dengan isi 50 tempat tidur diperkirakan sekitar Rp 80-100 miliar. Hermina pun menargetkan hingga 2020 bisa menambah rumah sakit dengan total tambahan 1.400 tempat tidur lagi.
Namun Hasmoro enggan mengungkapkan berapa persen Creador mengepit saham di Hermina. Sementara saat ini pemegang saham PT Medikaloka Hermina terbagi 13 individu yang merupakan doktor pendiri dari rumah sakit yang sudah beroperasi sejak 1975.
Selain Creador, Hasmoro mengungkapkan akan ada 2 investor lagi yang akan masuk ke Hermina.
"Tapi kita pastikan porsinya minoritas. Kami ingin tetap menjadi pengendali," tukasnya.
Hermina juga berencana melantai di pasar modal. Rencana perseroan akan melakukan IPO di tahun depan.
"Rinciannya belum bisa kita sampaikan," tutup Hasmoro. (ang/ang)