Dokter Ingin Punya Rumah Sakit Sendiri? Begini Caranya

Dokter Ingin Punya Rumah Sakit Sendiri? Begini Caranya

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 06 Sep 2017 18:23 WIB
Ilustrasi Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - PT Medikaloka Hermina, pemilik Rumah Sakit Hermina, terus berupaya mengembangkan sayap bisnisnya di seluruh Indonesia. Saat ini perusahaan tersebut sudah memiliki 25 rumah sakit dengan jumlah 2.600 tempat tidur di seluruh Indonesia.

Menurut Presiden Direktur Medikaloka Hermina, Hasmoro, pihaknya ingin menambah 15 rumah sakit lagi hingga 2020. Namun untuk melakukan ekspansi tersebut perseroan akan mencari partner bisnis salah satunya dengan menggandeng para dokter.

"Hermina kalau mengembangkan di daerah-daerah kalau kita diundang saja. Jadi memang kita ikut sertakan para dokter yang mau punya rumah sakit sendiri tapi tidak sanggup untuk mengelola dan dananya terbatas. Ini kami anggap sebagai peluang," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (6/9/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasmoro menjelaskan, bagi para dokter yang ingin bekerja sama mendirikan satu rumah sakit di daerahnya harus mengumpulkan sekitar 30-40 dokter. Kemudian melakukan perjanjian kerjasama dengan perseroan.

"Perlu muncul komitmen dari para dokter itu, bahwa mereka memang mau mempunyai saham di situ," imbuhnya.

Setelah itu, para dokter diminta untuk mencarikan beberapa lahan potensial yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk mendirikan Rumah Sakit Hermina.

"Mereka hanya mencarikan saja, bukan memiliki, ya sekitar 3-4 lokasi yang mana jadi prioritas. Kemudian nanti akan kami kunjungi, kami survei oleh departemen pengembangan kami," tambahnya.

Setelah itu, Medikaloka Hermina akan melakukan kalkulasi berapa jumlah investasi yang dibutuhkan untuk membangun rumah sakitnya. Menurut catatan Hasmoro biasanya untuk mendiri rumah sakit dengan kapasitas 50 tempat tidur membutuhkan dana sekitar Rp 80-100 miliar.

Para dokter yang bergabung biasanya ditawarkan saham dari rumah sakit tersebut minimal 0,5% dan maksimal 1%. Jika diasumsikan investasi pembangunan rumah sakit sekitar Rp 100 miliar maka per dokter maksimal menanamkan modal Rp 1 miliar.

Tapi tidak cukup di situ, para dokter tersebut juga harus bersedia untuk praktik di rumah sakit yang dimilikinya. Hal ini pun menjadi benefit tersendiri bagi para dokter tersebut.

"Jadi mereka juga bisa bekerja di rumah sakitnya. Ini bisnis model yang unik, sehingga kami tidak kekurangan dokter-dokter spesialis," tukasnya. (ang/ang)

Hide Ads