Bangun Pabrik Baja Rp 17 T, Perusahaan China Minta Insentif Pajak

Bangun Pabrik Baja Rp 17 T, Perusahaan China Minta Insentif Pajak

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Selasa, 26 Sep 2017 15:18 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Salah satu perusahaan asal China berencana membangun pabrik baja karbon di Morowali, Sulawesi Tengah. Pabrik baja karbon ini rencananya dibangun oleh Delong Holding Limited yang juga tercatat di bursa sajam Singapura.

Perusahaan tersebut saat ini tengah mengajukan izin ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan juga meminta insentif pajak berupa tax holiday karena nilai investasinya yang cukup besar.

"Sekarang sudah ada investor yang masuk untuk membuat carbon steel (baja karbon). Investornya Delong, kombinasi dari China dan perusahaannya listing di Singapura. Mereka sedang melakukan izin. Izin BKPM sudah masuk, lanjutnya mereka minta tax holiday," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di sela acara Pertambangan dan Energi Expo 2017 di Hotel JW Marriot, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (26/9/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga menambahkan, nilai investasi pembangunan pabrik baja karbon tersebut mencapai US$ 900 juta dan bisa bertambah hingga US$ 1,3 miliar jika dibangun pembangkit listrik atau sekitar Rp 17,2 triliun (kurs Rp 13.300/US$).

"Itu hampir sekitar US$ 900 juta-1 miliar, plus power plant US$ 1,3 miliar," kata Airlangga.

Produk baja karbon tersebut nantinya serupa dengan produk yang dihasilkan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). Kapasitas pabrik baja karbon sebanyak 3 juta ton per tahun.

"Mereka akan produksi 3 juta ton," tambah Airlangga. (ara/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads