Melalui website https://kitabisa.com/pesawatr80, RAI melakukan penggalangan dana (crowdfunding/patungan publik) mulai dari Rp 100.000, imbalannya foto donatur akan ditampilkan di badan Pesawat R80. Sedangkan untuk donasi Rp 200.000, foto donatur akan ditampilkan di badan pesawat dan mendapatkan satu buah kaos ekslusif R80.
Bagi mereka yang ingin berkontribusi sebesar Rp 300.000, maka foto donatur akan ditampilkan di badan pesawat dan mendapatkan hoodie ekslusif R80. Serta dukungan Rp 700.000 dengan imbalan foto donatur akan ditampilkan di badan pesawat dan jaket bomber ekslusif R80.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbalan tersebut kan dikirim paling lambat satu bulan setelah penggalangan dana berakhir 64 hari dari sekarang. Sebelum pengiriman dilakukan, RAI akan mengirimkan survei untuk menanyakan ukuran kaos, hoodie, dan jaket bomber.
Hingga saat ini, Kamis (28/9/2017) pukul 17.15 WIB, sudah ada 1.592 donatur yang ikut patungan dengan jumlah dana yang terkumpul Rp 465.911.035. Jumlah ini tentunya masih akan bertambah dalam 63 hari ke depan.
Penggalangan dana pembuatan pesawat terbang sebelumnya juga dilakukan saat membeli pesawat Dakota RI-001 Seulawah.
"Dakota RI-001 Seulawah dibeli dari sumbangan rakyat Aceh dan menjadi pesawat angkut pertama milik RI. Jika dulu kita patungan beli pesawat dari luar negeri, saat ini kita berkesempatan patungan untuk pesawat buatan anak negeri," tulis ajakan RAI dalam website https://kitabisa.com/pesawatr80.
Dengan adanya patungan pesawat R80 ini diharapkan menarik minat investasi dan dukungan pemerintah terhadap pembuatan pesawat R80 oleh RAI.
Pengembangan Prototype
Agung mengungkapkan, saat ini pengembangan pesawat R80 telah memasuki tahap desain awal. Selanjutnya, pesawat R80 akan dikembangkan dalam skala utuh.
"Kita saat ini sudah menyelesaikan tahap preliminary design, dan sedang mempersiapkan tahap selanjutnya yang kami sebut dengan full scale development, atau pengembangan skala penuh. Maksudnya kita membuat pesawat dalam skala sesungguhnya, untuk diuji secara langsung," kata Agung.
Pengembangan pesawat R80 dibuat menjadi 4 prototype, dua untuk uji terbang dan dua sisanya untuk dilakukan uji di darat. Jika pendanaan bisa berjalan mulus, pengembangan prototype bisa dimulai tahun depan.
"Dan jika pendanaan ini berjalan dengan baik, kami sudah masuk fase tersebut mulai tahun depan," kata Agung.
Agung menambahkan, pengembangan pesawat R80 akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pengembangan prototype R80 yang dimulai tahun depan dan bisa diproduksi massal sekitar 2024..
"Jadi kita produksi mulai produksi massal 2024," kata Agung.
(ara/ang)