Komisaris PT RAI, Ilham Habibie menjelaskan, pesawat R80 akan memiliki kapasitas sekitar 80-90 penumpang. Jumlah tersebut 10-15% lebih besar dibanding kapasitas ATR 72.
"Jadi pesawat yang ada di pasar penumpangnya maksimal 72 untuk ATR, kami 80-90 jadi minimum 10% di atas mereka," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (11/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dulu kerja di Boeing tahun 90-an. Waktu itu pesawat Boeing 737 itu beralih generasi baru dengan hanya kokpit baru dengan sayap baru butuh US$ 2 miliar," imbuhnya.
Menurut Ilham biaya pengembangan di Indonesia lebih murah lantaran bayaran teknisi jauh lebih murah di Indonesia. Meskipun cukup banyak teknisi di Indonesia yang sudah cukup berpengalaman.
"Jadi fakta yang membuat lebih daya saing dengan yang lain dari segi biaya, biaya orang, baik dari segi engineering maupun produksi," tambahnya.
Dengan harga yang lebih murah dan kapasitas yang lebih besar, Ilham memandang pesawat R80 bisa memenangkan persaingan untuk pasar Asia.
Saat ini setidaknya sudah ada 4 maskapai yang sudah menunjukkan ketertarikannya terhadap pesawat R80 dengan jumlah pesanan sebanyak 155 unit.
"Itu sudah letter of interest, Nam Air 100 unit, 25 Trigana Air, 20 Kalstar dan 10 Aviastar," tukasnya. (ang/ang)