Sayang, harga yang sudah dturunkan tersebut ternyata dianggap kalangan industri masih tetap tinggi. Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Aas Asikin Idat mengatakan, bahkan tingginya harga gas di Indonesia membuat tantangan berat bagi industri pupuk di Indonesia.
Pasalnya, gas termasuk dalam komponen biaya tertinggi dalam produksi pupuk, yakni sebesar 70%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, harga gas di luar negeri berkisar US$ 1 sampai 3/MMbtu. Sedangkan, di Indonesia harga gas dijual senilai US$ 6.
"Produsen lain (luar negeri) itu harga gasnya US$ 1 sampai 3/MMbtu. Harga gas dijual di sini US$ 6/MMbtu," jelasnya.
Lebih lanjut ia membandingkan ketika harga pupuk dunia menurun, ia mengatakan perusahaan gas luar tidak terpengaruh karena harga produksi yang murah. Sedangkan bagi tidak bagi Indonesia.
"Kalau di Indonesia harga internasional turun, harga gas nggak. Berat kalau bersaing karena kita harga gas nya tetap tinggi," katanya.
Walaupun begitu, pemerintah sudah berupaya menurunkan harga gas untuk produksi pupuk, di mana harga awal US$ 9/MMbtu menjadi US$ 6/MMbtu.
"Walaupun sudah diturunkan tetap belum cukup karena harga pesaing US$ 1 sampai 3. Kita tetap berharap harga diturunkan," pungkasnya. (dna/dna)











































