Usai rapat, Enggartiasto mengatakan akan mengkaji impor garam industri sebanyak 2,37 juta ton.
"Kita mereview yang sudah kita keluarkan 2,37 juta. Direview saja, bocor nggak, industri sudah masuk, bagaimana penyalurannya," kata Enggar di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (14/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Luhut: RI Swasembada Garam 2020 |
Dia menambahkan, sebenarnya sudah banyak permintaan garam impor dari industri, salah satunya industri lensa. Menurutnya, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, akan mengecek kembali permintaan garam impor tersebut.
"Permintaan sudah banyak. Nanti direview sama Menperin. Paling banyak industri lensa," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono, mengatakan garam impor yang dibutuhkan industri sebanyak 3,7 juta ton. Di sisi lain, industri membutuhkan pasokan garam 300.000 ton/hari.
Kebutuhan tersebut mendesak untuk segera dipenuhi. Menurutnya industri di sektor CAP hingga makanan dan minuman (mamin) sudah meminta pasokan garam.
"CAP yang paling besar, kertas, tekstil. Mamin juga yang paling besar," terang Achmad. (hns/hns)











































