Sekretaris Jenderal HIMKI Abdul Sobur menerangkan, nilai ekspor Indonesia di tahun 2017 sebesar US$ 2,6 miliar. Angka tersebut jauh di bawah Vietnam yang mencapai US$ 7 miliar.
"Vietnam US$ 7 miliar, mestinya kita. Kita cuma US$ 2,6 miliar, itu gabungan lagi mebel dan kerajinan. Dia cuma mebel aja US$7 miliar," kata dia di JIExpo Jakarta, Jumat (9/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih rinci, dia mengatakan, nilai ekspor tersebut terdiri dari mebel sekitar US$ 1,6 miliar dan US$ 800 juta untuk kerajinan. Tahun ini, dia mengatakan, akan mendorong ekspor mencapai US$ 2,85 miliar atau sekitar Rp 38,47 triliun.
"Kita ingin untuk mebel US$ 2 miliar, untuk kerajinan US$ 850 juta. Jadi total US$ 2,85 miliar. Tahun ini kita planing (tumbuh) di atas 14%," ungkapnya.
Tak ingin bersaing di pasar tradisional dengan negara lain, dia mengatakan akan mendorong ekspor di pasar non tradisional seperti Timur Tengah dan Afrika Selatan. Selama ini, mayoritas pasar mebel Indonesia ialah Amerika Serikat dan Eropa.
"Amerika masih paling besar, hampir US$ 700 juta," sambungnya.
Sejalan dengan itu, dia juga meminta pemerintah untuk memangkas aturan-aturan yang menekan industri mebel ini. Abdul sendiri menyebut salah satu aturan yang menekan industri salah satunya soal sertifikasi kayu.
"Apa yang menghambat membangun industri dengan target ekspor dibuang, yang memudahkan diperkuat," tutupnya. (hns/hns)