"Kalau kita lambat mengantisipasi maka kita akan ditinggal oleh negara-negara lain," kata Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri dalam siaran pers, Sabtu (10/3/2018).
Hanif mengatakan transformasi diperlukan juga karena model bisnis di dunia industri telah berubah, Akibatnya, karakter pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan juga berubah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Industri harus memimpin dalam investasi sumber daya manusia itu," ujar Hanif.
Dalam mempersiapkan investasi SDM, Hanif menekankan 4 hal. Pertama, tentang kualitas SDM. "Kualitas SDM di sini adalah dia harus demand driven," jelas Hanif.
Menurutnya, kualitas SDM tidak hanya menonjolkan keterampilan saja. Melainkan juga, kualitas SDM harus mencakup hard skill dan juga soft skill, serta karakter yang kuat.
"Itu merupakan salah satu basis utama.Jadi karakternya harus kuat," lanjut Hanif.
Kedua, investasi SDM juga harus memperhatikan sisi jumlah sehingga perlu ada upaya menciptakan SDM kompeten secara masif.
Ketiga, lokasi. Menurut Hanif, Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia yang kompeten. Namun, persebaran sumber daya tersebut kurang merata.
"Sehingga ketika investasi ke daerah-daerah hal ini menjadi lamban," kata Hanif.
Untuk itu, ia berharap investor yang ingin investasi ke daerah hendaknya juga melakukan investasi SDM sehingga kebutuhan akan SDM kompeten di daerah dapat terpenuhi.
Keempat, investasi SDM harus didukung sikap responsif terhadap perubahan. Salah satunya dengan melakukan inovasi.
"Kalau dulu merdeka atau mati maka sekarang inovasi atau mati," ujarnya. (ega/ega)