Direktur Utama PT Kiat Inovasi Indonesia Sukiyat menjelaskan untuk segala proses pembuatan prototype dan test uji keselamatan semua akan dilakukan pada tahun 2018. Sementara produksi masal akan dilakukan pada tahun berikutnya.
"Kita produksi akhir tahun ini tapi mass produksinya kita awal tahun 2019," papar dia di Gedung Kementerian, Selasa (27/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, PT Astra Otoparts Tbk yang diwakili oleh 2 anak perusahaannya yaitu PT Velasto Indonesia dan PT Ardendi Jaya Sentosa, menandatangani nota kesepahaman dengan PT Kiat inovasi Indonesia, untuk menghadirkan inspirasi karya anak bangsa Alat Mekanisasi Multiguna Pedesaan atau AMMDes melalui dua perusahaan patungan yang akan segera didirikan dalam waktu dekat ini, di Gedung Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Disaksikan secara langsung oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, nota kesepahaman yang berisi pengikatan untuk pendirian perusahaan usaha patungan ini ditanda tangani oleh Direktur PT Velasto Indonesia dan Kuasa PT Ardendi Jaya Sentosa, Reiza Treistanto serta
Direktur Utama PT Kiat Inovasi Indonesia, Sukiyat.
"Dalam nota kesepahaman ini, kami akan berkolaborasi melalui PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia yang akan mengusung platform tersendiri yaitu AMMDes dengan merk KMW (Kiat Mahesa Wintor)," jelas Direktur Utama PT Kiat Inovasi Indonesia, Sukiyat.
Rencananya kata Sukiyat, akan ada tiga fungsi dari mobil desa. Seperti untuk membawa barang, kemudian angkutan pembawa penumpang serta mobil desa nantinya bisa dipasang dengan berbagai peralatan pasca panen.
"Kemudian modelnya itu akan 'gendong' (membawa) beberapa alat mesin pertanian. Mesin mesin pasca panen, nanti kita siapkan satu untuk koneksi dengan mobil desa sehingga nanti alatnya bisa difungsikan di atas kendaraan, untuk giling padi sedot air, bikin pelet. Mutifungsi lah," papar dia.
Dana Rp 300 miliar yang nantinya akan digunakan untuk membuat 15 ribu mobil desa kata dia, masih tergantung pasar. Namun untuk produksi awal pihaknya akan membuat sekitar 3000-6000 unit untuk dijual.
"Tergantung pasarnya gimana, yang kita tau sekarang prospeknya, jumlah desa di Indonesia itu kan sekitar 70 ribuan nanti tergantung nanti berapa penyerapannya nanti tinggal dikalikan," papar dia.
Sementara itu, mengenai harga dirinya mengusahakan agar harganya tidak lebih dari Rp 60 juta.
"Kita akan usahakan ke arah sana (di bawah Rp 60 juta) walau hari ini masih banyak hal yang diusahakan karena kan harga itu kan sangat tergantung berbanding dengan volume. Sementara volume yang kita tau sekarang kan baru prospek," papar dia. (dna/dna)