Ketua AKI Budi Harto menerangkan, konstruksi berat yang dimaksud seperti jembatan dan rel kereta. Dia menyebut, impor baja tersebut salah satunya dari China.
"Yang konstruksi berat menggunakan baja bisa datang dari China, Korea, Jepang," kata dia kepada detikFinance, di Jakarta, Selasa (26/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya tak khawatir akan kualitas baja China. Sebab, baja yang digunakan untuk konstruksi mesti melewati pengujian."Kalau kualitas ada standarnya ujinya, semua diuji," ungkapnya.
Dia menambahkan, selain karena belum diproduksi di dalam negeri, penggunaan baja China karena harganya yang relatif murah. Sehingga, menggunakan baja impor tersebut.
"Kalau kaya rel, di samping harga (murah), ketersediaan kita belum ada produksi," sambungnya.
Menurut Budi, penggunaan baja impor China tidak hanya pada proyek swasta. Namun, juga terdapat pada proyek pemerintah.
"Pemerintah banyak, swasta banyak, misalnya kaya rel itu kan China juga," ujar dia.
"Dia produksi besar-besaran ketersediaan lebih mudah," tutup dia. (dna/dna)











































