Strategi Industri Oli Nasional Hadapi Gejolak Nilai Tukar

Strategi Industri Oli Nasional Hadapi Gejolak Nilai Tukar

Dana Aditiasari - detikFinance
Selasa, 29 Mei 2018 17:00 WIB
Foto: dok. Pana Oil
Jakarta - Nilai dolar Amerika Serikat (AS) yang sudah mulai melemah ke level Rp 13.900 masih memberikan dampak terhadap perekonomian nasional. Tak terkecuali pada sektor industri seperti industri pelumas alias oli.

Bahan baku yang sebagian besar masih mengandalkan impor, menjadi tantangan tersendiri manakala nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tengah tak stabil seperti saat ini.

Meski demikian, bukan berarti, pelaku industri nasional tak bisa berbuat apa-apa. Ada sejumlah strategi yang bisa ditempuh, agar kinerja bisnis tak terganggu adanya pelemahan nilai tukar rupiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk bisnis pelumas, kami melakukan pendekatan dengan dua cara agar tidak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah," kata Chief Financial Officer PT Pana Oil Indonesia, Raymond Widjaja, kepada detikFinance, Selasa (29/5/2018).


Cara pertama adalah dengan pendekatan dari sisi keuangan.

"Kami tentunya sangat mengharapkan kurs yang stabil karena kenaikan kurs akan sangatmemukul industri yang bahan bakunya masih impor. Walaupun bisa lindung nilai (hedging), tapi akan menambah cost bagi kami," jelas dia.

Strategi Industri Oli Nasional Hadapi Gejolak Nilai TukarFoto: dok. Pana Oil

Cara kedua, adalah dengan memperbesar daya tampung untuk penyimpanan bahan baku. Dalam industri oli, bahan bakunya tentu adalah base oil atau minyak dasar.

"Kami punya storage yang bisa memenuhi kebutuhan bahan baku kami selama 6 bulan produksi," sebut dia.

Dengan cara ini, perusahaan bisa mengatur waktu belanja bahan baku. Harapannya, bisa memperoleh bahan baku dengan harga terjangkau, tepat pada waktunya. Dan ketika harga bahan baku tengah tinggi, perusahaan bisa menggunakan cadangan bahan baku yang tersedia.

PT Pana Oil Indonesia sendiri telah melayani kebutuhan pelumas skala industri selama kurang lebih 20 tahun. Ada sedikitnya 90 jenis pelumas yang diproduksi dengan spesifikasi berbeda sesuai dengan kebutuhan industri, dari mulai pelumas untuk generator dan turbin pada pembangkit, hingga pelumas mesin untuk alat berat.

Saat ini Pana Oil memiliki pabrik di Cilegon, Banten, dengan kapasitas terpasang 120 juta liter per tahun. Selain memproduksi pelumas untuk skala industri, Pana Oil juga melayani pembuatan pelumas kendaraan untuk sejumlah merek baik lokal maupun internasional. Sebagiannya dipasok untuk kebutuhan kliennya yang merupakan brand oli internasional.

Selain memasok merek lain, kini perusahaan itu ingin membesarkan brand sendiri. Pana Oil bisa jadi salah satu produsen oli nasional yang bisa bersaing dengan merek-merek besar yang didominasi produk impor.


Selama ini, pasar oli industri dibanjiri oleh lebih dari 100 merek dengan mayoritas oli impor. Padahal, ada sekitar empat sampai lima produsen oli domestik yang memiliki pabrik oli berkapasitas besar, termasuk milik Pana Oil Indonesia.

"Tahun 2015 kami membikin brand sendiri namanya Pana Oil khusus industri. Targetnya menguasai 5% market share dulu," ungkap Raymond.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer Pana Oil Indonesia Effendy Liemuel menambahkan, model bisnis perusahaan saat ini memang masih business to business (B to B) bukan business to customer (B to C).

Namun justru dengan demikian, ia percaya bisa lebih leluasa memenuhi kebutuhan pelumas industri.

"Karena kami bisa mudah bermanuver menciptakan produk baru sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Beda dengan perusahaan yang skala bisnisnya lebih besar biasanya mereka butuh birokrasi yang agak panjang bila ingin melakukan adjusment (penyesuaian) pada produknya.

Untuk memudahkan penciptaan produk baru berkualitas, Pana Oil juga telah memiliki laboratorium sendiri yang telah terstandar internasional.

"Laboratorium kami juga sudah mendapat approval dari engine maker (produsen mesin) seperti Cummins Inc dan Volvo, dan produk kami sudah memenuhi standar ISO 9001:2008 dari TUV. Laboratorium kami selalu rutin diuji setiap 6 bulan sekali dan selalu dapat grade A," jelas dia.

Strategi Industri Oli Nasional Hadapi Gejolak Nilai TukarFoto: dok. Pana Oil

Dengan keunggulan tersebut, Pana Oil saat ini dipercaya menyediakan pelumas untuk berbagai kebutuhan pada pembangkit listrik yang masuk program pembangkit listrik 35.000 Mega Watt.

"Kita saat ini menyediakan pelumas utuk salah satunya adalah PLTU di Kalimantan," jelas Effendy.


Selain itu, Pana Oil juga menyediakan pelumas untuk sejumlah perusahaan pertambangan nasional seperti PT Bukit Asam untuk pertambangan batubara, pabrikan otomotif, dan perusahaan perkebunan. (dna/dna)

Hide Ads