Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto menjelaskan saat ini ada 70 vendor yang siap mendukung bahan baku mobil desa. Dengan demikian target tersebut bisa dilaksanakan. Tapi jumlah yang diproduksi nanti tetap tergantung kebutuhan pasar.
"Kan tergantung pasar. Mereka bisa expanded, supply chain-nya sudah ada semua di dalam negeri dari 70 vendor itu. Jadi kita tinggal menggunakan. Kalau butuhnya 20.000 setahun atau 50.000 setahun ya kita buat 50.000 setahun misalnya," kata dia kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perhitungannya, dengan target produksi sebanyak 15.000 unit per tahun, maka dalam sebulan bisa diproduksi sekitar 1.250 mobil.
"Per bulan dibagi aja. Jadi 15.000 (per tahun), ya kira kira 1.000 lebih lah per bulan, 1.200-an lah," sebutnya.
Namun dari Kemenperin sendiri tak menargetkan jumlah produksi mobil desa tahun depan. Dia menyerahkan di pihak yang memproduksi.
"Ini kan business to business. Ini artinya kita bukan sebagai industrinya. Industrinya kan tetap swasta," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, PT Kiat Inovasi Indonesia dan PT Velasto Indonesia (Astra Grup) rencananya akan menggarap sekitar 15.000 mobil yang akan mulai diproduksi pada 2019.
Namun, Direktur Utama PT Kiat Inovasi Indonesia Sukiyat menjelaskan untuk produksi awal pihaknya akan membuat sekitar 3000-6000 unit untuk dijual.
"Tergantung pasarnya gimana, yang kita tau sekarang prospeknya, jumlah desa di Indonesia itu kan sekitar 70 ribuan nanti tergantung nanti berapa penyerapannya nanti tinggal dikalikan," papar dia di Kantor Kemenperin, Selasa (27/3/2018).
Baca juga: Pagi Ini Dolar AS Mereda ke Level Rp 14.365 |