Curhat Dirut Sritex: 60% Bahan Baku Tekstil Masih Impor

Curhat Dirut Sritex: 60% Bahan Baku Tekstil Masih Impor

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 23 Agu 2018 12:00 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex Iwan Setiawan Lukminto menyampaikan 60% bahan baku (raw material) tekstil untuk industri di Indonesia masih impor. Hal itu karena minimnya ketersediaan di dalam negeri.

"Di Indonesia banyak (bahan baku impor), 60% porsinya," kata Iwan dalam sesi wawancara khusus dengan detikFinance, di Jakarta, Selasa (21/8/2018).



Untuk impor bahan baku tekstil. kata Iwan kebanyakan dipasok dari China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Bahan baku diimpor dari) China, tetep China itu maker, dia masif," sebutnya.

Bahan baku yang masih diimpor, di antaranya, cutton, rayon, hingga poliester. Namun untuk cutton, paling banyak diimpor dari Amerika Serikat (AS).

Tapi bukan berarti bahan baku tersebut tidak bisa diproduksi di dalam negeri. Hanya saja butuh peran pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan dalam mendukung industri turunan dalam menyediakan bahan baku.

"Selamanya, jika kita tidak mau membenahi aturan ya nggak ada pabrik raw material, nggak ada trigernya kok. Indonesia kan nggak ada triger, UKMnya bagaimana, kalau UKMnya tambah banyak kan raw material kan otomatis lebih baik di Indonesia," lanjutnya.



Misalnya untuk rayon dan poliester, itu bisa diproduksi di dalam negeri. Saat ini pun sudah ada yang memproduksi tapi jumlahnya tidak banyak.

"Bisa (diproduksi di dalam negeri), terutama rayon sama poliester. Kalau cutton, Indonesia memang kurang. Cutton dari Amerika. Memang kita bukan cutton grower di Indonesia, bukan iklimnya kita, ada pun kecil," tambahnya. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads