Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda menyebut, selama ini ada negara-negara yang mendapat keuntungan lantaran menjadi 'perantara' ekspor barang-barang RI. Contohnya seperti Singapura.
"Singapura US$ 373 miliar (nilai ekspornya). Itu negara kecil, source (sumber ekspor) itu mereka dari Indonesia," sebut dia di ICE BSD, Rabu (19/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ekspor RI bisa meningkat tajam kalau Indonesia bisa menjangkau negara-negara tujuan ekspor baru. Produk ekspor RI tak perlu lagi transit alias singga dulu di negara ketigas seperti Singapura.
Untuk mencapai target tersebut, Indonesia rajin mengikuti pameran dagang di luar negeri dengan harapan produk Indonesia lebih dikenal dan bisa menjalin hubungan dagang secara langsung dengan negara-negara yang sudah membeli produk RI namun melewati negara perantara.
"Jadi mungkin kita perlu effort (usaha) bagaimana kita bisa menguasai pangsa pasar dunia," jelas dia.
Seperti diketahui, rencananya Indonesia akan melakukan pameran China International Import Expo 2018, di Shanghai. Diharapkan, Indonesia bisa menggaet pengusaha dari beri berbagai negara untuk menjalin kerja sama dagang dengan Indonesia.
Harapannya, pasar ekspor RI bisa lebih luas lagi.
"China internasional import Expo dia mengundang seluruh dunia untuk menampilkan produk dunia. Ini pertama kali diselenggarakan oleh pemerintah China dan minatnya luar biasa. Negara lain udah boking dulu, ketika kita daftar. China ingin ketika kita daftar 1000 itu nama perusahaannya apa aja dan itu sangat rumit," tandas dia.
Saksikan juga video 'INKA Lagi Gencar-gencarnya Ekspor Kereta':
(dna/dna)











































