Minta Kurangi Impor Baja, Rizal Ramli Tantang Pemerintah Lobi China

Minta Kurangi Impor Baja, Rizal Ramli Tantang Pemerintah Lobi China

Gibran Maulana Ibrahim - detikFinance
Jumat, 05 Okt 2018 23:55 WIB
Ekonom Rizal Ramli/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Capres Prabowo Subianto mengumpulkan tim pemenangan bidang ekonomi. Salah satu ekonom yang hadir dalam pertemuan itu adalah Rizal Ramli.

Dalam keterangan usai pertemuan, Rizal menyarankan pemerintah jangan hanya fokus mengurangi impor 1.147 produk yang kebanyakan kecil-kecil seperti bedak, lipstik, dan lainnya, tapi juga berani memangkas impor komoditas besar. Rizal Ramli mencontohkan impor baja dari China.


Dia meminta pemerintah berani mengenakan tarif antidumping terhadap impor baja dan turunannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"China baja kebanyakan dan banyak dijual ke Indonesia dengan harga murah. Kami minta pemerintah laksanakan memberikan tarif antidumping sebesar 25% terhadap produk baja dan turunannya. Otomatis impor baja akan turun, impor kita akan turun US$ 5 miliar. Produksi dalam negeri naik, Krakatau Steel dan swasta akan untung," ujar Rizal usai pertemuan di kediaman Prabowo Subianto Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat malam (5/10/2018).

Menurut Rizal China akan keberatan jika Indonesia menerapkan kebijakan tersebut, cuma pemerintah tentu bisa melobi pemerintah China.


"Kita lobi, katanya, ada yang bilang pemerintah hari ini dekat dengan China. Lobi dong sama Presiden Xi Jinping (Presiden China), bilang Pak jangan terlalu banyak impor kasih waktu kita 2 tahun karena kalau Indonesia krisis China juga kena. Tolong kita kurangi impor dari China," kata mantan Menko Kemaritiman itu.

Selanjutnya dia menyarankan pemerintah mewajibkan, tidak hanya mengajak sukarela, para pengusaha membawa pulang devisa hasil ekspor.

"Hari ini yang masuk hanya 20%, sisanya ditaruh di Singapura, Hong Kong. Kita wajibkan supaya semua eksportir masuk ke dalam. Saya tahu pemerintah mengajak beberapa pengusaha untuk memakai rupiah, tapi itu tidak memadai, kita harus ada di depan kurva untuk bisa keluar dari krisis ini," tutur Rizal (gbr/hns)

Hide Ads