Rakor tersebut dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, Menteri, dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
"Melakukan konsolidasi dan pemetaan dalam rangka percepatan peningkatan kompetensi SDM kita melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Tadi dipetakan kekuatan dari masing masing kementerian/lembaga dalam pendidikan dan pelatihan vokasi tuh berapa besar," kata Hanif usai rakor di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (15/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga apa yang menjadi arahan bapak presiden untuk pendidikan tahun ini sebagai titik awal dari percepatan pembangunan SDM, ini bisa dilakukan secara terkonsolidasi dan terintegrasi," jelasnya.
Dari situ akan ditentukan mana program studi vokasi yang perlu dilanjutkan karena masih relevan dengan perkembangan dan mana yang perlu dievaluasi kembali.
"Jangan sampai misalnya kita didik orang, setelah keluar itu nggak dipakai di dunia kerja karena sudah tidak relevan program studinya atau kejuruannya," jelasnya.
Nila Moeloek, usai rakor juga mengatakan, pihaknya turut memetakan pendidikan vokasi di tenaga kesehatan. Itu dilakukan untuk mengetahui mana pendidikan vokasi yang harus ditingkatkan, dan mana yang perlu dikurangi.
"Jadi dihitung benar deh outputnya sudah mencukupi atau masih kurang. Kalau dari kesehatan itu kita balance," tambahnya. (hns/hns)











































