Menurut Ahmad gula impor yang rembes itu tersebar di beberapa lokasi.
"Di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan. Pakai barcode ya di situ kan, tiba tiba kok masuk ke pasar, padahal kan itu untuk industri," Ahmad saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (4/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita nggak bisa melakukan identifikasi jumlah ya. Kita cuma lihat berapa titik tempat yang kita investigasi itu ada, terutama yang kita telusuri dari berapa pabrik gula rafinasinya itu," jelasnya.
Menurutnya untuk mengetahui pasti jumlah gula impor tersebut harus diselidiki secara serius.
"Kalau besarnya kita nggak bisa karena kan itu harus dilacak dengan serius ya. Bagi kita kan bukan soal itunya (jumlahnya). Kita mau perketat supaya berkurang (rembesan gula rafinasi impor yang masuk pasar)," tambahnya. (hns/hns)