Ekskavator kali ini diberi nama Escava 50 dengan cat merah putih seperti saudaranya Escava 200. Perbedaan dua alat berat yang sering disebut mobil sungkur ini salah satunya dari besarannya.
"Bedanya kalau kakaknya (Escava 200) itu lebih besar, kalau Escava 50 lebih kecil," kata Herdiana salah satu Staf Purna Jual Divisi Bisnis Industrial Pindad kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dia lebih lincah, lebih fleksibel, bisa digunakan di area sempit, tenaganya juga lebih besar," ujar dia.
Escava 50 masuk produksi secara massal pada April tahun ini. Menurut dia, excavator yang dibanderol sekitar Rp 600 juta ini sudah banyak yang memesannya. Hanya saja, dirinya masih enggan membocorkan siapa saja yang memesan. Alasannya, karena tahap produksi belum dilaksanakan.
Jika sudah diproduksi massal, Escava 50 bisa dimanfaatkan oleh para kementerian teknis yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur. Seperti Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian.
"Tapi ada juga swasta yang membelinya, seperti untuk tambang batu, pasir, batubara," ujar dia.
Simak juga video Kasmino, Ekskavator Mini Buatan Anak Negeri: