Pada Jumat lalu, pihak Boeing menyebut pihaknya berencana untuk memangkas produksi pesawat seri 737 hingga 20% setiap bulan. Pemangkasan ini dilakukan pasca kejadian kecelakaan yang terjadi di dua maskapai yakni Ethiopian Air dan Lion Air (Indonesia).
Pengurangan jumlah produksi dan larangan sejumlah otoritas penerbangan mengisyaratkan jika pesawat-pesawat buatan Boeing tak bisa kembali mengudara dalam waktu dekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin lebih besar potensi kehilangannya, karena sebelumnya diprediksi ada peningkatan produksi hingga 57 unit setiap bulan pada 2019," tulis analisa tersebut dikutip dari Reuters, Senin (8/4/2019).
Memang, izin terbang pesawat terlaris ini dibekukan oleh beberapa otoritas penerbangan di sejumlah negara. Ini sebagai upaya evaluasi akibat kecelakaan yang menewaskan ratusan awak dan penumpang.
Boeing akan menurunkan produksi menjadi hanya 42 unit pesawat dari rencana sebelumnya 52 unit. Pemangkasan ini berlaku hingga jangka waktu yang tidak ditentukan.
Investment Bank Cowen menjelaskan langkah Boeing untuk memangkas produksi seri 737 adalah strategi yang tepat dilakukan.
"Pengurangan produksi 737 ini akan membantu penyelesaian krisis MAX," tulis Cowen dalam sebuah laporan.
Simak Juga 'American Airlines Perpanjang Pembatalan Penerbangan Boeing 737 MAX':