Penjualan Harley Davidson Loyo Gara-gara Perang Dagang AS-China

Penjualan Harley Davidson Loyo Gara-gara Perang Dagang AS-China

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 24 Apr 2019 13:33 WIB
Harley Davidson/Foto: Pool (Autoevolution)
Jakarta - Dua negara besar Amerika Serikat (AS) dan China saat ini sedang saling berperang dalam sektor perdagangan. Mengutip CNN Business akibat perang dagang tersebut produsen motor asal AS Harley Davidson membukukan penurunan penjualan dan pendapatan pada kuartal pertama 2019.

Ini terjadi karena AS, Uni Eropa dan China saling menerapkan tarif impor untuk setiap barang yang masuk. Karena hal tersebut, saham Harley Davidson tercatat mengalami penurunan hingga 2%.

Setelah Trump memberikan tarif impor untuk barang asal China, Uni Eropa dan China melakukan pembalasan dengan menerapkan tarif untuk setiap barang AS yang masuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bahkan dalam cuitan di akun resmi Twitternya, Presiden AS Donald Trump menyebut hal tersebut tak adil bagi AS karena Harley Davidson harus membayar tarif hingga 31% kepada Uni Eropa.

Tahun lalu, Harley Davidson berkomitmen untuk memenuhi permintaan Uni Eropa dengan produksi dari Thailand. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya tarif yang lebih besar jika dibandingkan dengan produksi di Amerika Serikat.


Target kinerja Harley Davidson juga tak sesuai target. Kuartal I-2019 pendapatan tercatat US$ 1,4 miliar, sementara laba bersih selama 3 bulan US$ 127,9 juta. Perusahaan juga menyebut penjualan ritel AS yang melemah menjadikan angka penjualan produksi terus merosot pada kuartal pertama.

"Harley Davidson telah berjuang untuk tarif di Uni Eropa, saat ini mereka membayar 31%. Mereka juga harus memindahkan produksi ke luar negeri untuk mengimbangi pembayaran tarif yang akan dinaikkan hingg 66% pada 2021. @MariaBartiromo itu tidak adil bagi AS. Kami akan membalasnya!"


Penjualan Harley Davidson Loyo Gara-gara Perang Dagang AS-China
(kil/ara)

Hide Ads