Darmin menjelaskan, hal itu karena Uni Eropa menyadari bahwa produk serupa di negara-negara mereka kalah bersaing dengan produk sawit asal Indonesia, sementara Uni Eropa tidak bisa menanam sawit.
"Karena pada dasarnya dia itu kalah bersaing. Dia nggak akan pernah puas," jelas Darmin di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bisa bukti. Ada dari dulu kita punya bukti. Cuma mereka ya nggak mau berhenti saja. Sebentar yang nuntut asosiasi, sebentar konsumen, macam-macam," jelasnya.
Namun Darmin menegaskan bahwa Indonesia akan selalu menang melawan serangan Uni Eropa terhadap produk sawit Indonesia. Apalagi Indonesia terus membenahi industri tersebut.
"(Antisipasi supaya tuntutan Uni Eropa nggak terjadi lagi) you bisa tutup mulutnya orang Eropa," ungkapnya.
Dia mencontohkan, dulu Uni Eropa sudah pernah menerapkan bea anti-dumping terhadap biodiesel Indonesia. Kemudian Indonesia menggugat ke WTO. Di sana Indonesia menang karena tuduhan Uni Eropa tidak benar.
"Kita waktu itu melahirkan BPDP Sawit. Dia bilang ini subsidi nih. Dan tuduhan subsidi itu resmi diberlakukan dan dia mulai bebankan bea masuk anti-dumping, dan kita maju ke WTO. Dan 2018 kita menang," tambahnya.
(toy/fdl)