Sejumlah peninggalan besar dalam bidang dirgantara untuk bangsa dimulai dari pembuatan pesawat NC 212-100 yang kini telah berhasil dikembangkan menjadi NC 212 I. Pesawat itu mampu mengangkut penumpang sebanyak 24 orang dan merupakan salah satu produk andalan PTDI.
"Sekarang menjadi NC 212 I itu, sudah autopilot yang masih andalan produk PTDI. Pesawat berpenumpang 24 itu adalah salah satu rekam jejak beliau," Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Elfian Goentoro saat ditemui di kantor PTDI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Rabu (11/9/2019).
Kemudian, ada juga pengembangan pesawat CN 235 di mana setengah bagian dari pesawat itu dirancang bangun oleh putra putri bangsa di bawah komando BJ Habibie. Sementara sebagian lagi dibuat oleh perusahaan pembuat pesawat terbang asal Spanyol, Casa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paling membanggakan adalah rancang bangun pesawat N250. Pesawat karya anak bangsa itu menggunakan teknologi fly by wire dan sempat berhasil terbang di langit Indonesia.
Namun sayang proyek pesawat N 250 gagal diteruskan karena pada tahun sekitar 1998-1999 Indonesia mengalami krisis moneter sehingga IMF memutuskan untuk menghentikan proyek tersebut.
"Kalau itu terus, mungkin Pesawat ATR tidak sebanyak ini dan N250 yang berterbangan di Indonesia. Sayang waktu itu negara kita dilanda krisis. Oleh IMF proyek itu diberhentikan," katanya.