Pemutusan kerja sementara ini merupakan imbas dari pemogokan kerja yang dilaksanakan Serikat Pekerja United Auto atau United Auto Workers (UAW) terhadap seluruh fasilitas perusahaan, memaksa GM untuk menghentikan produksi di pabrik pickup dan transmisi di Silao, Meksiko.
Sekitar 50.000 anggota UAW melakukan mogok kerja terhadap seluruh fasilitas General Motors (GM) di Amerika Serikat (AS) sejak Senin (16/9/2019) kemarin. Aksi mogok tersebut dikarenakan serikat pekerja menginginkan upah per jam yang lebih tinggi, pembayaran tunggal, dan rencana pembagian keuntungan yang lebih baik.
Sudah lebih dari 2 minggu sejak pemogokan tersebut berlangsung, namun belum ada kesepakatan antara pihak serikat pekerja dengan GM.
Melansir dari Reuters, Rabu (2/10/2019), analis auto JP Morgan Ryan Brinkman memperkirakan dalam sebuah catatan penelitiannya bahwa pemogokan tersebut telah merugikan GM lebih dari US$ 1 miliar (sekitar Rp 14,2 triliun).
Baca juga: 1.200 Pekerja General Motors Kena PHK |
Selain itu, pemogokan tersebut juga menyebabkan kurangnya produksi suku cadang kendaraan. Karenanya fasilitas General Motors di Silao, Meksiko mengalami kehabisan suku cadang pada Selasa waktu setempat.
Kepada Reuters, pihak GM di Meksiko mengatakan bahwa untuk saat ini tiga pabrik di Meksiko lainnya (Ramos Arizpe, San Luis Potosi dan Toluca) masih bekerja secara normal. Namun mereka tidak yakin sampai kapan pabrik akan tetap beroperasi, sebelum mereka kehabisan suku cadang.
Baca juga: GM Tutup 4 Pabrik, Trump Tidak Happy |
Simak Video "Putaran Kedua PHK Massal Meta: Pangkas 10 Ribu Karyawan"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)