Ekspor Isuzu Traga Dapat Fasilitas KITE, Apakah Itu?

Ekspor Isuzu Traga Dapat Fasilitas KITE, Apakah Itu?

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Jumat, 13 Des 2019 22:40 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Isuzu Traga yang dilepas ekspor ke Filipina oleh Presiden Jokowi ternyata telah mendapat fasilitas KITE. Fasilitas apakah itu?

"Ekspor Isuzu Traga telah mendapatkan Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dari Bea dan Cukai yang merupakan salah satu fasilitas untuk mendukung ekspor industri manufaktur, berupa pembebasan bea masuk dan PPn dan/atau PPnBM impor tidak dipungut untuk impor bahan baku yang diolah, dirakit, dipasang pada barang dan hasil produksinya akan diekspor," ungkap Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Bea Cukai Syarif Hidayat dalam keterangannya, Jumat (13/12/2019).

Syarif mengatakan Bea Cukai dalam menjalankan fungsinya sebagai trade facilitator dan industrial assistance terus memberikan kemudahan berusaha kepada pelaku industri. Hal itu untuk mendorong peningkatan investasi dan ekspor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebelumnya, PT Isuzu Astra Motor Indonesia telah mendapatkan Fasilitas KITE dari Bea Cukai melalui Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat pada Oktober 2019. Isuzu Astra motor juga telah melakukan impor bahan baku untuk memproduksi Isuzu Traga.

Dari impor tersebut, Isuzu Astra Motor mendapatkan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut PPN impor. Hal ini tentu sangat membantu, terutama dalam cash flow perusahaan.

Pada tahun 2015, PT Isuzu Astra Motor Indonesia memindahkan pabrik yang sebelumnya berada di Pondok Ungu, Bekasi ke pabrik baru di Kawasan Suryacipta City of Industry di Karawang. Pabrik Isuzu Karawang Plant memiliki luas lahan 30 hektar dengan kapasitas regular 52.000 unit per tahun dan dapat dioptimalkan hingga menjadi 80.000 unit per tahun.

Pendirian perusahaan ini memberikan dampak yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia, khususnya di Kabupaten Karawang. Dengan penanaman investasi senilai Rp 2 triliun, perusahaan berhasil menyerap hampir 1000 tenaga kerja terampil dari daerah Karawang dan sekitarnya.

Selain itu, perusahaan memberikan penambahan devisa yang tidak kalah besar senilai Rp400 miliar per tahunnya kepada negara, dengan perkiraan akan memberikan sumbangan kepada negara senilai Rp5 miliar per tahun dari segi PPh 22.

Filipina adalah negara tujuan pertama dari ekspor Isuzu Traga dengan rencana total 6.000 unit hingga akhir tahun 2020 dan akan memberikan kontribusi pada devisa Negara diestimasikan mencapai US$ 66.000.000 per tahun.

Pada tiga tahun ke depan, Isuzu Indonesia berencana untuk memperluas negara tujuan ekspor Isuzu Traga hingga lebih dari 20 negara, tidak hanya di Asia Tenggara, namun juga Timur Tengah, Amerika Latin, serta beberapa negara di Afrika.

Syarif menambahkan ekspor dari Isuzu Traga ini tidak hanya berdampak pada lingkaran internal dari Isuzu Indonesia sendiri, melainkan juga pada lingkaran eksternal bisnis Isuzu.


"Kegiatan ekspor membutuhkan penambahan supplier hingga total supplier yang terlibat mencapai 119 perusahaan. Secara keseluruhan, ekspor akan memberikan tambahan penghasilan bagi para supplier hingga USD 9.000.000 per tahun, serta penambahan omset untuk perusahaan logistik dapat mencapai US$ 300.000 per tahun," tambah Syarif.

Selanjutnya, saat ini Bea Cukai terus berfokus untuk melaksanakan fungsi trade facilitator dan industrial assistance nya secara lebih masif lagi. Hal itu untuk mendukung dan meningkatkan investasi dan ekspor serta mendukung neraca perdagangan nasional agar terus meningkat.

Dengan gebrakan dari Isuzu Traga ini, diharapkan akan bisa lebih memacu industry manufaktur Indonesia. Industri otomotif maupun non-otomotif mampu berlomba-lomba memanfaatkan fasilitas KITE dan fasilitas-fasilitas lainnya yang diberikan Bea Cukai untuk bersama-sama meningkatkan ekspor Indonesia dan bersaing dalam pasar dunia.


(ega/hns)

Hide Ads